BRI  Kurangi Jumlah Kantor, Tingkatkan Sharing Economy lewat Agen BRILink

BRI Kurangi Jumlah Kantor, Tingkatkan Sharing Economy lewat Agen BRILink

Ekonomi | inews | Jum'at, 8 November 2024 - 16:10
share

AJAKARTA, iNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah mengurangi jumlah kantornya, guna mengakselerasi inklusi keuangan dan menciptakan sharing economy bagi masyarakat. Berdasarkan data, jumlah kantor BRI pada September 2024 mencapai 7.594 kantor, angka tersebut menurun dibandingkan jumlah kantor pada 2020 sebanyak 9.030 kantor. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI telah mengurangi sebagian jumlah kantornya dan mengalihkan layanan perbankannya melalui Agen BRILink. “Layanan kantor yang ditutup kemudian dialihkan kepada para Agen BRILink yang tersebar di warung-warung," ujarnya.

Menurut Sunarso, hal ini merupakan bagian dari transformasi BRI tahap kedua, yang disebut BRIvolution 2.0. Aspirasinya, BRI ingin menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”. Sunarso menekankan, dalam fase ini, inklusi menjadi kunci.

Dia menegaskan, pengurangan jumlah kantor sebenarnya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat yang dikemas dalam rangka financial inclusion. Hal ini disampaikan Sunarso dalam segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).

"Maka kemudian Agen BRILink dimaksudkan untuk memastikan terjadinya sharing ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang secara inklusif melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, hasil riset BRI menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya digital. Masih lebih banyak yang menyukai layanan perbankan lewat agen.

"Bahkan, jangankan digital, ke bank saja masih enggan, masih lebih senang lewat warung-warung yang sifatnya dekat dengan rumah. Tapi intinya adalah masih butuh physical presence dan personal touch," katanya.

Sunarso menggambarkan, Agen BRILink persis seperti layanan kantor cabang BRI yang sesungguhnya, namun dalam bentuk agen. Agen-agen tersebut bisa berupa warung, toko kelontong, dan lain sebagainya.

"Tujuannya adalah supaya menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan tadi di wilayah-wilayah terutama yang tidak terjangkau oleh layanan bank secara formal," ucapnya.

Dia mengungkapkan, saat ini Agen BRILink terus bertumbuh dan jumlahnya sudah mencapai 1,022 juta agen di seluruh Indonesia pada tahun ini. Padahal, Sunarso mengingat pada tahun 2015, jumlah Agen BRILink masih sekitar 75 ribu.

Ssisi bisnisnya pun juga terbilang potensial. Sunarso membeberkan pada tahun lalu, BRI menerima fee sebesar Rp1,5 triliun dari Agen BRILink.

Agen menerima sekitar dua kali lipat dari fee yang diterima BRI tersebut. Hal ini karena porsi fee yang diterima mereka lebih besar daripada yang diterima oleh BRI. Sunarso memperkirakan AgenBRILink di seluruh Indonesia meraup sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang butuh layanan secara fisik. Sebab, volume transaksi lewat AgenBRILink selama 2023 tembus Rp1.427 triliun. Sementara tahun ini, volume transaksi Agen BRILink hingga September 2024 saja sudah mencapai Rp1.170 triliun.

"Itulah kehadiran BRI dengan agen dengan merelakan menutup sebagian cabang-cabangnya dan bisa tetap melayani masyarakat justru lebih dalam, lebih luas, dan kemudian lebih menjangkau masyarakat lebih banyak. Dan ternyata transaksi lewat warung-warung itu volumenya sangat besar,” katanya.

Topik Menarik