Geo Dipa Targetkan Bauran Energi Panas Bumi Capai 10 Persen 2 Tahun ke Depan

Geo Dipa Targetkan Bauran Energi Panas Bumi Capai 10 Persen 2 Tahun ke Depan

Ekonomi | inews | Jum'at, 8 November 2024 - 20:25
share

BANDUNG, iNews.id - PT Geo Dipa Energi (Persero) menargetkan bauran energi geothermal atau panas bumi sebesar 10 persen dalam dua tahun ke depan menjadi 260 Gigawatt (GW). Dengan target tersebut, perseroan ingin menggenjot energi listrik yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi Geo Dipa Energi, Ilen Kardani menuturkan, saat ini bauran energi perseroan hanya mencapai 120 GW, dari 2.300 GW total di Indonesia.

“Dua tahun ke depan kita akan memiliki 260 GW, sehingga status kita naik menuju ke 10 persen bauran energi untuk geothermal,” kata Ilen dalam media briefing DJKN Kemenkeu di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (8/11/2024).

Ilen menambahkan, peningkatan target tersebut juga sejalan dengan sudah banyaknya investor yang menawarkan pembangunan geothermal. Rata-rata investor tertarik karena mereka juga fokus pada pentingnya pembangunan energi hijau.

“Hampir setiap bulan kita menerima tawaran kerja sama untuk pengembangan geothermal, mengapa? Dunia sekarang didorong sedang ke arah green energy,” katanya.

Dia menuturkan, investor yang dahulu hanya fokus pada energi fosil, saat ini sudah banyak yang beralih ke energi hijau. Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mendapatkan komitmen pendanaan untuk  pengembangan di Dieng unit III dan IV.

Di samping itu, Geo Dipa Energi juga akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pengembangan Dieng unit VI dan VII.

“Untungnya kita sudah berada zona green energy, yang lain masih di sini (fosil), kita sudah di green, sehingga kita menjadi tujuan investasi untuk green energy. Karena nanti ke depan, kalau Indonesia memberlakukan carbon tax, itu green energy akan menjadi lebih bergairah sekali,” ucapnya.

Meski begitu, untuk memproses datangnya investor tersebut, masih diperlukan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai. Dia juga menekankan, Indonesia tidak kekurangan investor yang berminat untuk berinvestasi di sektor energi ramah lingkungan di Indonesia.

"Salah satu contoh, Patuha Unit II belum selesai dibuat, tapi sudah ada yang memberikan grant sebesar 10 juta dolar AS untuk membeli carbon creditnya. Belum jadi pun sudah ada yang ngasih 10 juta dolar AS,” tuturnya.

Topik Menarik