Terungkap, Rusia Sudah Peringatkan Pilot Azerbaijan Airlines soal Serangan Drone Ukraina ke Grozny
MOSKOW, iNews.id - Spekulasi bahwa jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024) terkait dengan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dengan Ukraina tampaknya mendekati kebenaran.
Ada beberapa informasi yang medukung hal tersebut, salah satunya hasil penyelidikan awal otoritas Azerbaijan bahwa pesawat terkena tembakan rudal sistem pertahanan udara Rusia Pantsir-S secara tidak sengaja.
Bukan hanya itu, Dnmitry Yadrov, kepala Badan Transportasi Udara Federal Rusia Rosaviatsia, mengatakan pihaknya sudah memperingatkan pilot Azerbaijan Airlines bahwa pesawat tak diizinkan mendarat di Grozny karena adanya serangan drone dari Ukraina. Selain itu, izin tak diberikan karena cuaca di Grozny buruk, yakni kabut tebal di bandara sehingga memengaruhi jarak pandang.
Yadrov tidak membenarkan atau membantah laporan yang mengklaim pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal antipesawat Rusia.
"Semua kondisi insiden tersebut perlu diverifikasi secara cermat dan menyeluruh. Saya ingin menekankan bahwa situasi pada hari dan pada jam-jam saat itu di area bandara Grozny sangat sulit. Pada saat itu, pesawat tempur tanpa awak Ukraina melancarkan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil di Kota Grozny dan Vladikavkaz," ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (28/12/2024).
Rusia juga telah memberi tahu otoritas Kazakhstan dan Azerbaijan mengenai kesiapan penuh serta menyeluruh untuk bekerja sama dalam penyelidikan insiden ini.
Disebutkan pesawat berupaya mendarat saat apa yang disebut dengan rencana "Karpet", mode saat wilayah udara tertentu ditutup untuk semua penerbangan dan seluruh pesawat atau helikopter yang telanjur berada di wilayah itu dipaksa untuk segera mendarat atau pindah.
"Selain itu, ada kabut tebal di area bandara Grozny. Pilot melakukan dua kali upaya untuk mendaratkan pesawat di Grozny, tapi gagal," ujarnya.
Saat itu kapten pilot sudah ditawarkan bandara lain untuk mendarat, namun dia memutuskan untuk menuju bandara Aktau di Kazakhstan.
"Banyak situasi berbeda yang perlu diselidiki bersama," ujarnya, seraya menegaskan kembali kesiapan Rusia untuk bekerja sama dengan pihak-pihak yang terlibat.
Pesawat nahas itu membawa 67 penumpang dan kru dari empat kewarganegaraan. Sebanyak 38 orang tewas dan 29 lainnya luka.
Kecelakaan itu terjadi di tengah aktivitas pertahanan udara Rusia merespons serangan pesawat tak berawak Ukraina serta gangguan GPS di wilayah tersebut.