Sampah di TPA Cipeucang Menggunung, Pemkot Tangsel Jajaki Kerja Sama dengan Tangerang dan Lebak
TANGERANG SELATAN, iNews.id - Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan (Tangsel), kian memprihatinkan. Sampah di TPA tersebut terus menumpuk hingga kini menggunung.
Pasokan sampah yang masuk ke TPA Cipeucang terus berjalan. Sebagai gambaran, sekitar 500 ton sampah per hari masuk dari berbagai wilayah Kota Tangsel.
Kondisi demikian membuat TPA Cipeucang penuh sesak. Tak ada lagi ruang tersisa. Padahal, situasi itu sudah terbantu dengan adanya kerja sama pengiriman sampah ke daerah Cilowong, Kota Serang, sejak beberapa tahun lalu.
Selain ke Cilowong, rupanya tahun 2024 lalu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel diam-diam bekerja sama untuk membuang sampah di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor. Namun, langkah itu tak berjalan lama, sebab warga sekitar kompak menolak.
Kini penjajakan pembuangan sampah dilakukan serupa dengan Kabupaten Tangerang dan Lebak. Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menuturkan, pihaknya masih berkomunikasi aktif untuk memastikan kerja sama itu.
Sat Lantas Polres Grobogan Berencana Tambah Kamera Pantau di Tujuh Titik Pada 2025 di Lokasi Ini
"Kita masih melakukan kerja sama saat ini dengan Cilowong ya, nanti kita lakukan kerja sama. Tapi bulan ini saya enggak tahu nih, kalau sampai bulan kemarin sih masih," ujar Benyamin di Balai Kota, Ciputat, Selasa (7/1/2025).
"Kemudian sambil kita menjajaki kerja sama dengan Kabupaten Tangerang di Jatiwaringin, dan kerja sama dengan, tetep saya minta dengan Lebak juga untuk didalami karena itu kan dengungnya akan ditetapkan menjadi TPA Regionalnya provinsi, jadi itu yang saya intensifkan," tuturnya.
Menggunungnya tumpukan sampah di TPA Cipeucang berdampak pada antrean kendaraan truk pengangkut hingga mengular ke akses jalan raya utama. Kondisi itu viral setelah diunggah dalam video di media sosial belum lama ini.
Sebenarnya, penanganan jangka panjang bagi TPA Cipeucang sudah disiapkan sejak lama, yakni dengan teknologi tinggi berupa Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Nilai investasinya disebutkan mencapai sekira Rp3,2 triliun. Namun hingga kini, progres tender proyek itu masih jauh dari penetapan.
"Penetapan proyek ini sempat mundur dari target Desember (2024) kemarin, karena masih ada beberapa hal yang belum selesai. Prosesnya masih berjalan, dan hasilnya akan dihitung terlebih dahulu oleh tim anggaran pemerintah daerah," kata dia.