Haru! Luapan Kegembiraan Warga Gaza setelah Gencatan Senjata: Saya seperti Hidup Kembali
GAZA, iNews.id - Ribuan warga Palestina turun ke jalan di seluruh Gaza setelah gencatan senjata berlaku, Minggu (19/1/2025). Bahkan mereka tetap merayakannya di tengah pengeboman pasukan Zionis setelah Israel menunda penerapan gencatan senjata selama 3 jam.
Luapan kegembiraan tergambar dari wajah warga Gaza yang selama 15 bulan digempur habis-habisan tanpa ada tempat yang aman untuk berlindung.
"Saya seperti akhirnya menemukan air untuk diminum setelah tersesat di gurun selama 15 bulan. Saya seperti hidup kembali," kata Aya, seorang perempuan pengungsi dari Kota Gaza yang kini tinggal di Deir El Balah, kepada Al Jazeera, Senin (20/1/2025).
"Kami sekarang menunggu hari untuk pulang ke rumah di Kota Gaza. Rusak atau tidak, bukan masalah. Mimpi buruk kematian dan kelaparan telah berakhir," ujarnya, lagi.
Ahmed Abu Ayham (40), warga Kota Gaza yang berlindung bersama keluarganya di Khan Younis, mengatakan kehancuran di kota asalnya merupakan pemandangan mengerikan. Dia menegaskan, meskipun gencatan senjata telah menyelamatkan nyawa, bukan saatnya untuk berpesta.
Timnas Indonesia Berpotensi Gagal Lolos Semifinal Piala AFF 2024 meski Kalahkan Timnas Filipina
"Kami kesakitan, sangat sakit, dan sudah saatnya kami berpelukan dan menangis," kata Abu Ayham.
200 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza
Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza sejak MInggu (19/1/2025) siang, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Ratusan kendaraan membawa gandum, makanan siap santap, bahan bakar, serta kebutuhan mendasar lainnya telah memasuki Gaza melalui perbatasan Karem Abu Salem.
Kepala badan PBB untuk urusan kemanusiaan OCHA wilayah daerah pendudukan Palestina Jonathan Whittall mengatakan, truk-truk pertama yang membawa pasokan mulai memasuki Gaza 15 menit setelah gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 11.30 waktu setempat.
"Upaya besar-besaran telah dilakukan selama beberapa hari terakhir dari mitra-mitra kemanusiaan untuk memuat dan mempersiapkan penyaluran bantuan ke seluruh Gaza," kata Whittall, di media sosial X.
Sekitar 200 truk bantuan, termasuk 20 di antaranya mengangkut bahan bakar, mulai berdatangan dari pintu perbatasan Karem Abu Salem.
Truk-truk tersebut untuk sementara ini masuk melalui pintu perbataaan yang dikuasai Israel itu sambil menunggu selesainya perbaikan di pintu Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.
Sementara itu badan pangan PBB WFP menyatakan truk pertama yang masuk Gaza membawa tepung terigu dan paket makanan siap saji.
"Ini untuk para penduduk yang sangat membutuhkan," kata WFP, dalam pernyataan.
Badan tersebut berupaya mengirim makanan setiap hari menggunakan rute dari Mesir, Yordania, maupun Israel.
"Gencatan senjata ini penting untuk respons kemanusiaan. Keamanan dan akses harus dipastikan," demikian isi pernyataan.