2 Ekor Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di Kawasan Gunung Bromo, Ini Penampakannya
MALANG, iNews.id - Dua ekor macan tutul Jawa tertangkap kamera trap di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Hewan dilindungi ini merupakan satwa endemik yang sedang diteliti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penelitian bertajuk Java Wide Leopard Survey (JWLS) dilaksanakan KLHK sejak Februari 2024 untuk memastikan populasi macan tutul Jawa di alam liar yang diketahui kian langka.
Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan, macan tutul diakui menjadi salah satu predator terbesar yang masih tersisa di Pulau Jawa setelah kepunahan Harimau Jawa tahun 1980-an. Di bumi saat ini ada sembilan jenis kucing besar, salah satunya macan tutul tersebut.
"Di Indonesia macan tutul ditemukan di Jawa," ujar Rudijanta Tjahja Nugraha saat ditemui di Kantor BB TNBTS, Kamis (23/1/2025).
Dia menyinggung memang ada jenis macan di Pulau Sumatera dan Kalimantan, tapi itu bukanlah macan tutul melainkan macan dahan. Apa perbedaan fisik dan pola totol. Apalagi dari kajian ilmiah, macan tutul memang hanya ditemukan di Pulau Jawa, salah satunya yang tersisa di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Memang macan tutul itu hanya ada di ujung timur Pulau Jawa, semua sudah ditemukan. Kalau identifikasi pegiat konservasi macan tutul itu ada 21 naskah diketahui terdapat atau zona di dalam kawasan konservasi dan di luar," katanya.
Guna memastikan keberadaan populasi macan tutul di TNBTS, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Sintas melakukan penelitian secara ilmiah lebih lanjut mengenai keberadaan macan tutul di kawasan taman nasional. Salah satunya dengan memasang kamera trap sebanyak 40 buah.
"Dipasang 40 kamera trap di 40 titik lokasi selama 4 bulan. Kamera trap ini mengcover area sampling berukuran 4 kilometer persegi atau setiap 2 x 2 kilometer selama minimal 90 hari," katanya.
Namun petugas juga disebut Rudi tak asal pasang kamera trap. Sebab sebelumnya petugas telah melakukan identifikasi dan penelitian mengenai habitat macan tutul Jawa yang dilihat dari berbagai hal di antaranya jejak kaki dan jejak cakaran.
Jembatan Pegalongan-Mandirancan Banyumas Diresmikan, Jadi Solusi Pemecah Kemacetan Pasar Patikraja
Meski demikian, dia tak menyebut detail pemasangan kamera trap dengan alasan keamanan satwa liar langka yang dilindungi tersebut.
"Pemasangan kamera trap dilakukan di lokasi habitat yang cocok, tentu ini tidak akan dipasang di lautan pasir (Bromo). Saya tidak bisa menyebutkan detail, memastikannya itu susah juga titiknya, tapi yang pasti lokasi itu habitatnya, mewakili habitat habitat yang ada di hutan, tidak keseluruhan, tapi habitat yang cocok," ucapnya.
Hasil pemasangan kamera trap itu sempat terekam kamera dua ekor diduga macan tutul pada pertengahan Desember 2024 lalu. Tapi perihal kajian menyeluruh mengenai hewan yang terekam kamera itu, Rudi masih menunggu penelitian menyeluruh dari tim, termasuk untuk memastikan apakah itu benar spesies macan tutul Jawa yang terekam.
"Sekarang itu melakukan analisis panjang, dipasang kamera trap di 40 lokasi selama 4 bulan. Jumlah jepretannya akan banyak, proses analisis juga cukup panjang termasuk mengetahui populasinya perlu bersabar lebih dahulu," ucapnya.