Trauma Berat! Ole Romeny Sakit Hati Dengar Kata Piala Dunia
OXFORD, iNews.id – Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny, mengungkapkan perasaan terdalamnya usai Skuad Garuda dipastikan gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Pemain Oxford United itu mengaku hingga kini masih sakit hati, bahkan rasa kecewanya kian terasa seiring semakin dekatnya turnamen sepak bola paling bergengsi di dunia tersebut.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia tersingkir di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Oktober 2025 lalu. Saat itu, skuad Merah Putih yang masih ditangani Patrick Kluivert harus menelan dua kekalahan krusial, masing-masing dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).
Hasil tersebut membuat Indonesia finis di peringkat ketiga klasemen putaran empat, posisi yang memastikan Skuad Garuda gagal melaju ke fase berikutnya dan harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia.
Tak lama setelah kegagalan itu, Patrick Kluivert dan jajaran staf kepelatihan resmi berpisah dengan PSSI, membuat Timnas Indonesia kini berada dalam situasi tanpa pelatih kepala.
Ole Romeny: Luka yang Belum Sembuh
Bagi Ole Romeny, kegagalan tersebut meninggalkan luka emosional yang mendalam. Apalagi, pemain berusia muda itu tetap memilih berjuang bersama Timnas Indonesia meski baru pulih dari cedera.
Perasaan pahit itu kembali muncul setiap kali Piala Dunia dibicarakan.
"Ketika saya mendengar seseorang berbicara tentang Piala Dunia sekarang, hati saya terasa sakit," tutur Ole dikutip dari Utrecht Fans, Senin (29/12/2025).
Ole menambahkan, rasa kecewa tersebut tidak berkurang seiring waktu. Justru sebaliknya, semakin mendekati jadwal Piala Dunia, perasaan itu kian menghantui.
"Dan itu hanya akan semakin buruk sekarang karena turnamen semakin dekat," tutur Ole.
Sebagai informasi, Piala Dunia 2026 akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada 11 Juni hingga 19 Juli 2026. Absennya Timnas Indonesia di ajang tersebut jelas menjadi pukulan berat, terutama bagi pemain-pemain yang telah berjuang keras sepanjang kualifikasi.
Curahan hati Ole Romeny ini mencerminkan kekecewaan mendalam para pemain Timnas Indonesia, sekaligus menjadi pengingat betapa dekat—namun masih jauhnya—mimpi Garuda untuk tampil di panggung dunia.










