Anggiota DPR RI Riyono Ajak Generasi Muda Jadi Petani Modern, Ini Caranya

Anggiota DPR RI Riyono Ajak Generasi Muda Jadi Petani Modern, Ini Caranya

Terkini | mojokerto.inews.id | Jum'at, 8 November 2024 - 17:30
share

JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Mengajak generasi muda untuk menjadi petani memang bukan hal yang mudah. Namun, Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono, memiliki gagasan berani, yaitu agar pemerintah memberikan gaji kepada petani muda supaya mereka tertarik terjun ke sektor ini.

Selain itu, langkah ini juga untuk mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun tiga juta hektare lahan sawah baru. Riyono juga menyampaikan ide segar mengenai masa depan pertanian di Indonesia. 

Ia membayangkan pertanian modern di mana petani menggunakan gadget untuk mengelola sawah hingga menjual hasil panen.

"Langkah ini penting untuk merealisasikan target besar Presiden Prabowo Subianto, yakni mencetak 3 juta hektar sawah baru dalam empat tahun," katanya, Jumat (8/11/2024).

Anggota DPR RI Asal PKS dari Dapil VII (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi) ini ingin anak muda mau menjadi petani, meskipun ia menyadari bahwa hal itu tidak mudah.

"Anak muda mau jadi petani itu nggak gampang. Harus ada daya tarik, salah satunya dengan gaji dari pemerintah. Kalau nggak, siapa yang mau?" ujar politikus PKS ini.

Selain insentif, Riyono juga berharap generasi muda dapat mengubah wajah pertanian di Indonesia. Baginya, petani masa depan adalah mereka yang sudah terbiasa dengan teknologi.

"Bayangkan anak muda bertani pakai gadget. Mereka bisa cek cuaca, pantau irigasi, bahkan jual hasil panen lewat aplikasi. Ini yang kita sebut pertanian modern," jelasnya.

Untuk mendukung hal ini, Riyono menjelaskan bahwa Komisi IV telah mempersiapkan program pelatihan khusus dan platform media sosial Suara Petani Nelayan yang akan menjadi ruang belajar serta berbagi pengalaman.

 

Riyono juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi anak-anak petani. Menurutnya, kesejahteraan petani harus diiringi dengan akses pendidikan yang lebih baik. 

Ia bahkan berbagi pengalaman tentang bagaimana dirinya membiayai kuliah di Universitas Diponegoro (Undip) dengan bertani kacang tanah.

"Bapak saya tukang kayu, ibu petani. Tapi saya bisa kuliah karena bertani. Kesejahteraan petani itu bukan cuma soal ekonomi, tapi juga soal masa depan anak-anak mereka," tegas Riyono.

Riyono menekankan peran penting Jawa Timur sebagai salah satu pusat pangan nasional. Ia berharap program pencetakan sawah dan modernisasi pertanian dapat memperkuat posisi Jawa Timur dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.

"Kita harus jaga agar produksi padi dan hortikultura tetap optimal. Jawa Timur punya potensi besar, dan kita harus maksimalkan itu," ujarnya.

Dengan kombinasi insentif, teknologi, dan pendidikan, Riyono optimistis generasi muda dapat menjadi penggerak utama dalam transformasi sektor pertanian.

"Pertanian masa depan ada di tangan anak muda. Kalau kita dukung mereka dengan serius, swasembada pangan bukan lagi mimpi," terangnya.

"Kalau mau maju pertanian kita, PKS usulkan gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2,7 juta petani muda yang siap berkorban, katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 triliun. Angka yang kecil bagi cita-cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional," tutup Riyono.

Topik Menarik