Kemenag: Masjid Ramah Ciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Inklusif Semua Kalangan

Kemenag: Masjid Ramah Ciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Inklusif Semua Kalangan

Nasional | okezone | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 02:03
share

JAKARTA -  Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kementerian Agama, meluncurkan buku berjudul “Inovasi Mewujudkan Masjid Ramah untuk Kemaslahatan Semua” di Masjid Raya Sheikh Zayed, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/10/2024).

Plt. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Ahmad Zayadi, mengatakan buku ini akan memperkaya wawasan berbagai pihak terkait konsep pengelolaan masjid ramah dan mendorong implementasi gagasan tersebut di lapangan.

“Tulisan dalam buku ini mungkin belum sepenuhnya menggambarkan keseluruhan konsep masjid ramah. Tapi, ini sebagai stimulus bagi pembaca untuk menemukan dan mengonsolidasikan ide besar dan praktik masjid ramah,” ujar Zayadi.

Lebih lanjut dia mengatakan, kategori-kategori masjid ramah dirancang untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan inklusif bagi semua kalangan. “Karena itu, masjid ramah menjadi salah satu bentuk konkret dari spirit merawat jagad untuk membangun peradaban,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Subdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana menambahkan, pihaknya mendorong para peneliti, akademisi, dan aktivis masjid agar memasifkan penelitian dan diskusi tentang inovasi masjid ramah.

“Inovasi masjid harus selalu dikembangkan agar semakin meningkatkan kemaslahatan bagi umat,” ujar Akmal selaku pelaksana program ISIM 2024.

Di tempat yang sama, pendiri Peace Generation Irfan Amalee mengatakan bahwa masjid ramah perlu mempertimbangkan pentingnya gerakan zero waste (tanpa limbah) di lingkungan masjid.

“Selain itu, perlu juga meningkatkan sistem pemeliharaan barang di masjid dengan membangun rasa kesadaran pada jamaah masjid,” ujarnya.

“Masjid ramah juga berkaitan dengan membangun lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi semua kalangan usia, termasuk pada anak-anak dan perempuan,” tambahnya.

Menurutnya, buku Masjid Ramah, berisi ide dan praktik baik dari beberapa masjid di Indonesia yang telah menerapkan misi kelestarian lingkungan.

 

“Saya berharap selanjutnya ada semacam buku pedoman teknis masjid ramah yang dapat diduplikasi oleh masjid-masjid lainnya,” pinta aktivis Green Masjid ini.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti BRIN, Kustini mengungkapkan bahwa dia menulis tentang praktik masjid ramah anak di Masjid Al-Amanah, Tanah Abang, Jakarta, yang memiliki tempat bermain yang aman bagi anak-anak.

“Masjid memang sebaiknya memberikan kenyamanan kepada anak-anak serta menjadikan mereka datang ke masjid tanpa rasa takut,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, dia juga menyinggung soal beberapa masjid yang membuat larangan anak-anak untuk datang ke masjid.

 

"Sebaiknya tidak ada informasi di dinding masjid yang melarang anak-anak bermain. Sebaliknya, lebih baik disampaikan dengan baik bahwa anak-anak diperbolehkan bermain, asalkan tidak berisik saat azan dan salat berlangsung," katanya.

 “Masyarakat perlu membaca ini buku, karena banyak masjid-masjid di Indonesia yang layak dijadikan percontohan masjid ramah," tutup Kustini.

Peluncuran dan bedah buku ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) dan International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024. Para peserta bedah buku ini terdiri dari akademisi, peneliti, pengurus masjid, guru, serta masyarakat umum.

Topik Menarik