Satryo Brodjonegoro Bikin Gaduh, Prabowo Layak Mencopot
Perilaku Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro membuat gaduh ruang publik. Hal tersebut berdasarkan hasil riset dari Evello Big Data Analitik.
Founder Evello Big Data Analitik atau Pengamat Media Sosial Dudy Rudianto mengunggah foto grafik tersebut. “Apakah perilaku RI 25 Satryo Soemantri Brodjonegoro hingga berujung didemo membuat gaduh ruang publik?” kata Dudy Rudianto dikutip dari akun media sosial X, Selasa (21/1/2025).
“Jawabannya Ya. hanya dalam hitungan jam, kasusnya telah tayang sebanyak 14.540.688 views, berbanding program MBG 11.822.013 views dan Pagar Laut 7.943.611 Views di X,” pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menilai aksi demontrasi pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) harus mendapatkan perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto.
Apalagi, kata Fernando, aksi tersebut didasari oleh adanya dugaan tindakan semena-mena Satryo Soemantri Satryo Soemantri Brodjonegoro terhadap pegawai pegawai Kemendikti Saintek.
“Sudah selayaknya Satryo dievaluasi oleh Prabowo dari posisinya sebagai pembantunya di Kabinet Merah Putih,” ujar Fernando kepada SindoNews.
Menurut dia, Satryo Soemantri sudah gagal menjaga kondusivitas dan keharmonisan di Kemendikti Saintek untuk menjaga hasil kerja yang baik untuk menyukseskan pemerintahan Prabowo Subianto.
“Sebaiknya Presiden Prabowo Subianto mencopot Satryo Soemantri dari posisinya sebagai Mendikti Saintek. Pemerintah Prabowo Subianto sudah tercederai dari gagalnya Satryo Soemantri memimpin Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi. “Orang jadi menteri, orang yang berkuasa bukan untuk menindas orang lain. Dan lembaga kementerian bukan alat untuk menampar para pegawai, juga bukan asal memecat pegawai,” kata Uchok Sky dihubungi terpisah.
Uchok berpendapat, orang yang jadi menteri itu untuk melayani semua orang atau untuk menuju cita-cita bersama khususnya cita-cita Prabowo. “Jadi dengan ada insiden ASN mendemo menteri sudah terluka para ASN. Sudah tidak ada lagi kepercayaan ASN kepada Menteri tersebut,” kata dia.
“Maka untuk itu, akan lebih baik Presiden Prabowo segera copot menteri tersebut akan birokrasi bisa kembali normal dan berjalan untuk melayani rakyat,” pungkasnya.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab mengatakan bahwa tampar atau main tangan merupakan tindakan kriminal. “Kalau sudah main tangan atau tampar, itu sudah tindakan kriminal. Bisa dituntut kemeja hukum itu menterinya,” ujar Fadhli.
Sekadar informasi, sekitar ratusan oegawai Kemdikti Saintek menggelar aksi damai di Gedung Kemedikti Saintek, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025) pagi. Aksi itu ditujukan untuk menuntut keadilan dan sebagai bentuk solidaritas terhadap sejumlah pegawai yang diduga diperlakukan semena-mena oleh Satryo.
Penanggung jawab (Pj) Rumah Tangga Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Neni Herlina menjadi salah satu pegawai yang dipecat sepihak oleh Satryo. Ia menuturkan, kejadian itu bermula kala istri Prof Satryo mengajukan permintaan pergantian meja kantor di ruang kerja Mendiktisaintek.
Permintaan itu dilayangkan pasca Prof Satryo dilantik menjadi Mendiktisaintek. "Permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih, karena waktu itu ke kantor gitu ya, abis pelantikan beres-beres katanya, itu katanya kata sekretaris yang sekarang sudah dipecat itu bilang kayak gitu," kata Neni saat ditemui di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025).
Lantas, Neni mengatakan, dirinya langsung dipanggil dan dimarahi oleh Prof Satryo. Bahkan, kata dia, Prof Satryo meminta Neni kekuar dan pindah tugas ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Saya emang nggak tahu apa-apa, cuman besoknya dipanggil gitu aja, dipanggil langsung dimarahin," terang Neni.
"Ya saya disuruh ke Dikdasmen pokoknya gitu, keluar ke Dikdasmen gitu, bawa barang-barang kamu kayak gitu," tandasnya.
Sebelumnya, Neni juga mengaku kerap mendapat perlakuan kasar dari Satryo saat pemasangan jaringan wifi di rumah dinas. Namun, Satryo ingin agar jaringan wifi bisa dilakukan dengan cepat. Atas izin atasannya bernama Angga, Neni pun memerintahkan vendor pemasang internet bisa mengerjakan instalasi jaringan wifi dengan cepat.
"Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah. Marah, dia langsung dia nelepon ketua tim saya, kebetulan Mas Angga (ketua tim rumah tangga) waktu itu lagi sakit. Jadi gak angkat telepon, itu udah malam-malam gitu," tutur Neni.
"Terus akhirnya gak diangkat. Gak diangkat kan namanya orang sakit mungkin berobat. Mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di WA 'saya pecat kamu,' kayak gitu," imbuhnya.
Satryo Soemantri Brodjonegoro Menyangkal
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro buka suara terkait aksi demonstrasi pegawainya di lobi Gedung Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin (20/1/2025). Demo diduga karena Satryo melakukan kekerasan dan pemecatan sepihak terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut dia, demo tersebut lantaran adanya mutasi besar-besaran hingga para pegawai tidak terima. “Jadi, tuduhan para pegawai tidak benar,” ujar Satryo di Bandung, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).
Saat ini, Kementerian Pendidikan terbagi menjadi tiga bagian hingga harus ada rotasi pegawai. Hal inilah yang ditolak pegawai hingga menimbulkan aksi demonstrasi. “Mengenai dugaan kekerasan seperti penamparan pegawai yang dituduhkan juga tidak benar,” ucapnya.