5 Negara dengan Angka Pengangguran Tertinggi di Dunia
JAKARTA - Indonesia merupakan negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN. Menurut International Monetary Fund (IMF), pengangguran di Indonesia mencapai 5,2. Pada Agustus 2024, tingkat pengangguran Indonesia tercatat 4,91, menurun sebesar 0,41 poin persentase dibandingkan dengan Agustus 2023.
Melansir laporan World Economic Outlook, terdapat data dari IMF mengenai 5 negara dengan tingkat pengangguran tertinggi per Oktober 2024.
1. Sudan
Angka pengangguran di Sudan sangat tinggi, mencapai 58, dan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan program pelatihan keterampilan. Banyak pemuda di Sudan yang tidak memiliki keterampilan atau kualifikasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan di pasar kerja yang kompetitif. Lebih dari 70 penduduk di Sudan Selatan berusia di bawah 30 tahun, dan setengah dari mereka tidak memiliki keterampilan dasar dalam membaca dan menulis. Faktor-faktor ini memperburuk tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut.
2. Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, angka pengangguran mencapai 33,7. Berdasarkan laman resmi pemerintah Afrika Selatan, keterbatasan dalam pencapaian pendidikan, serta ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, menjadi faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran dan jumlah pemuda yang tidak bekerja, tidak bersekolah, atau tidak mengikuti pelatihan (NEET). Selain itu, perempuan muda sering menghadapi tantangan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan yang layak dibandingkan dengan laki-laki. Pendidikan muncul sebagai faktor kunci dalam meningkatkan akses mereka ke peluang kerja yang lebih baik.
3. Georgia
Printer 3D untuk Logam?
Tingkat pengangguran di Georgia mencapai 14,5, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Melalui PMC Research, banyak pemuda yang meninggalkan negara ini untuk mencari pekerjaan di luar negeri, sementara yang tinggal di Georgia lebih memilih melanjutkan pendidikan tinggi daripada bekerja. Keterbatasan pekerjaan paruh waktu dan tingginya angka pemuda yang tidak bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan juga memperburuk situasi. Selain itu, gaji pemuda rata-rata 35 lebih rendah dibandingkan populasi usia kerja lainnya, dan kesenjangan gender menghambat partisipasi angkatan kerja.
4. Ukraina
Ukraina memiliki tingkat pengangguran hingga 14.2 dan dipengaruhi oleh perang besar yang sedang terjadi. Agresi militer dari Federasi Rusia menyebabkan kehancuran infrastruktur, bisnis, dan aktivitas ekonomi di berbagai wilayah, sehingga tingkat pengangguran di Ukraina meningkat hingga 30, sementara pendapatan masyarakat juga turun drastis. Menurut Institute of Analytics and Advocacy, akibat invasi Rusia, setidaknya 109 perusahaan besar dan menengah di Ukraina mengalami kerugian langsung.
Dari jumlah tersebut, 19 perusahaan milik negara dan swasta hancur total, sementara 90 perusahaan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Jumlah pencari kerja yang jauh melebihi jumlah lowongan, serta harapan gaji yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan, menunjukkan kondisi sulit yang dihadapi warga Ukraina.
5. Maroko
Tingkat pengangguran di Maroko sebesar 13.4, yang disebabkan beberapa faktor utama. Al Majjala menjelaskan bahwa pengangguran meningkat di perkotaan akibat dampak kekeringan, serta pengaruh pandemi COVID-19 yang menghilangkan 500.000 pekerjaan. Sektor pertanian, yang sebelumnya menyerap banyak tenaga kerja, mengalami penurunan kontribusi terhadap total pekerjaan, menyisakan banyak pemuda tanpa pekerjaan. Perubahan iklim turut memperburuk situasi dengan mengurangi produksi pertanian dan menyebabkan hilangnya lebih dari 150.000 pekerjaan. Faktor-faktor ini, bersama dengan kesulitan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, memperburuk kondisi pasar tenaga kerja di Maroko.