Tanpa Menggusur, Ridwan Kamil-Suswono Bakal Perbanyak Hunian Layak secara Humanis
JAKARTA - Pasangan Ridwan Kamil-Suswono mengedepankan nilai-nilai humanisme dan berkeadilan dalam pembangunan kota Jakarta. Pasangan nomor urut 01 tidak akan menggusur semena-mena.
"Dialog adalah hal mutlak. Pasangan nomor urut 01 berkomitmen tidak akan melakukan penggusuran," ujar Suswono dalam debat pamungkas Pilkada Jakarta di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024).
"Kami akan memprioritaskan dialog untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan, win-win solution. Dalam konteks ini, kami menyadari masih banyak warga Jakarta yang belum memiliki akses ke hunian sehat dan berkualitas," kata dia.
Suswono lantas menjabarkan beberapa langkah konkret yang akan diambil oleh pasangan RIDO. Pertama, memperbanyak hunian layak dengan membangun hunian vertikal yang terintegrasi dengan pusat perekonomian dan transportasi publik.
"Kedua memberikan kemudahan bagi warga untuk memiliki hunian. Caranya, BUMD yang membangun tidak profit-oriented sehingga harga hunian menjadi lebih terjangkau. Ketiga memberikan skema cicilan ringan agar nominal cicilan lebih terjangkau," kata Suswono.
"Kami juga prihatin dengan tingginya angka kebakaran di permukiman umum di Jakarta. Oleh karena itu, dengan berpegang pada prinsip keadilan, kami berkomitmen menciptakan hunian yang aman, layak, dan terjangkau bagi seluruh warga," imbuhnya.
Sebagai informasi, provinsi Jakarta mengalami defisit hunian (backlog) sekitar 1,4 juta unit. Jumlah rumah tangga yang memiliki hunian di Jakarta tercatat hanya sebesar 56 persen, menempati posisi terbawah di antara provinsi-provinsi lain. Secara perbandingan, rata-rata kepemilikan hunian nasional sebesar 85 persen.
Debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 ini mengangkat tema Lingkungan Hidup dan Tata Kota, dengan enam sub tema yang meliputi penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, serta kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Sementara, para panelis dalam debat ini adalah Anton Aliabbas, Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina dan Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE); Dr. Yayat Supriyatna, Pakar Tata Kota Universitas Trisakti; Harry Ara Hutabarat, Ketua Komisi Informasi Provinsi Jakarta; Dr. Arisman, Pakar Lingkungan sekaligus Direktur Eksekutif Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Indonesia; Dr. Endang Sulastri, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ; Karyono Wibowo, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI); dan Suci Fitriah Tanjung, Direktur Eksekutif WALHI Jakarta.