Kompensasi dan Subsidi Listrik untuk Masyarakat Capai Rp210 Triliun
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa realisasi subsidi dan kompensasi listrik untuk masyarakat mencapai sekitar Rp210 triliun.
“Dari total subsidi listrik antara subsidi dan kompensasi untuk 37 golongan, sebanyak 24 golongan menerima subsidi dan 13 golongan menerima kompensasi. Totalnya kurang lebih sekitar Rp210 triliun untuk subsidi dan kompensasi listrik pada 2025,” ujar Bahlil dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Jumlah tersebut, sudah termasuk alokasi sekitar Rp 12 triliun untuk pembayaran diskon tarif listrik yang menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi 2025 pada Maret, April, dan Mei.
“Sebagaimana yang sudah diputuskan oleh Bapak Menko Perekonomian waktu itu,” katanya.
Bahlil memastikan, anggaran subsidi dan kompensasi listrik tersebut masih sejalan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah ditetapkan dalam Nota Keuangan pada 17 Agustus lalu.
“Ini masih on the track. Belum ada perubahan atau penambahan anggaran, masih sesuai dengan batasan APBN,” tegasnya.
Selain subsidi listrik, Bahlil juga melaporkan perkembangan pasokan listrik di wilayah terdampak bencana, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Untuk wilayah Banda Aceh, pasokan listrik saat ini telah mencapai rata-rata 60 megawatt (MW) dari total kebutuhan sekitar 110 MW.
“Artinya, masih ada kekurangan sekitar 50 MW,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pemulihan pasokan listrik masih bergantung pada percepatan penyelesaian jaringan gardu induk yang saat ini progresnya telah mencapai sekitar 80–90 persen. Bahlil menargetkan seluruh pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam beberapa hari ke depan.
“Jika gardu induk sudah rampung, aliran listrik dari sistem Arun–Bireuen bisa kembali masuk secara normal. Dengan begitu, transmisi kelistrikan jalur Sumatera akan kembali terkoneksi sepenuhnya dengan sistem kelistrikan Aceh,” tutupnya.








