Kemenangan Trump Pemenang Pemilu AS, Ini Kata Iran
Teheran, iNewsPekanbaru.id – Pemerintah Iran menegaskan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024 tidak akan memengaruhi kebijakan negara itu, termasuk program nuklirnya. Juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, menegaskan bahwa hasil pemilu AS tidak akan membawa perubahan signifikan, dan semua persiapan serta kebijakan Iran telah direncanakan dengan proaktif untuk menghadapi segala kemungkinan.
"Hasil pemilihan presiden AS tidak akan memengaruhi kehidupan masyarakat kami. Semua langkah yang diperlukan telah dipersiapkan dengan baik sebelumnya," kata Mohajerani dalam konferensi pers, Kamis (7/11/2024).
Pernyataan ini muncul setelah hasil electoral vote yang menunjukkan Donald Trump unggul dalam Pilpres AS, meski belum ada pengumuman resmi dari pihak berwenang. Trump, yang mendapat lebih dari 270 suara electoral vote, telah dipastikan menjadi pemenang, meskipun pesaingnya, Kamala Harris, juga menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan tersebut.
Beberapa pemimpin dunia, termasuk dari Israel, Prancis, dan Australia, telah menyampaikan ucapan selamat kepada Trump. Namun, Mohajerani mengungkapkan bahwa bagi Iran, tidak ada perbedaan substansial antara Trump dan Harris, dan kebijakan luar negeri mereka akan tetap berjalan sesuai rencana.
"Kebijakan kami sudah direncanakan dengan memperhitungkan hasil pemilu AS. Tidak ada perubahan yang akan terjadi," ujar Mohajerani.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, menambahkan bahwa program nuklir Iran tidak akan terpengaruh oleh perubahan apapun di AS. "Kami memiliki tujuan strategis yang jelas dalam industri nuklir, dan itu tidak akan berubah, apapun hasil pemilu AS," kata Eslami, yang juga menegaskan bahwa Iran akan terus mengejar kepentingan nasionalnya tanpa menghiraukan perkembangan di AS.
Reaksi Warga Iran di Media Sosial
Meskipun pemerintah Iran bersikap tenang, banyak warga Iran yang beralih ke media sosial untuk mengekspresikan perasaan mereka terkait kemenangan Trump. Sebagian besar reaksi warga Iran bernada humor dan sindiran, dengan beberapa dari mereka menyebut Trump sebagai "Chef of the Cutlet." Sebutan ini mengacu pada Qasem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds IRGC yang dibunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020 atas perintah Trump.
Istilah "Cutlet Day" pun digunakan oleh beberapa warga Iran sebagai sindiran, menyamakan nasib Soleimani dengan hidangan daging giling (cutlet) yang populer di Iran. Serangan tersebut telah menjadi momen yang memicu ketegangan lebih lanjut antara AS dan Iran.
Kebijakan Nuklir yang Konsisten
Pernyataan pejabat Iran mencerminkan sikap tegas mereka terhadap kebijakan nuklir negara tersebut, yang tidak terpengaruh oleh perubahan pemerintahan di AS. Iran menegaskan akan terus mengembangkan industri nuklir mereka meskipun Trump sebelumnya pernah menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Trump sendiri menyebutkan bahwa ia ingin melihat Iran menjadi negara yang sukses, namun dengan ketentuan bahwa negara tersebut tidak mengembangkan senjata nuklir.
Dengan latar belakang ketegangan yang terus berlanjut antara AS dan Iran, serta perbedaan pandangan terkait perjanjian nuklir, Iran tetap optimis bahwa hasil pemilu AS tidak akan mengubah arah kebijakan mereka.