Pemain Keturunan Bela Timnas Indonesia Terima Bayaran atau Tidak? Ini Jawaban Tegas PSSI
JAKARTA, iNewsSemarang.id – Pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia terima bayaran atau tidak? Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi kembali menegaskan pihaknya tak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk mendatangkan pemain keturunan.
Menurut dia, keinginan para pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia murni karena panggilan jiwa. Hal itu ditegaskan Yunus dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11). Karena, pertanyaan itu muncul dari anggota dewan.
Kali ini, yang bertanya adalah Bonnie Triyana dari fraksi PDIP. Ia ingin tahu apakah pemain keturunan mendapatkan uang bayaran untuk durasi dan posisi tertentu atau tidak.
Yunus menjawab dengan tegas bahwa tidak ada bayaran atau uang sewa kepada pemain keturunan. Mereka, kata Yunus, membela Timnas Indonesia dengan Ikhlas dan pengorbanan besar.
Yunus kemudian kembali menyampaikan pernyataan itu kepada wartawan. Pria berusia 54 tahun itu mengatakan, semua pemain keturunan membela Timnas Indonesia berdasarkan panggilan jiwa.
“Ya, kami tidak ada sewa atau membayar atau memberikan nilai kepada naturalisasi,” kata Yunus kepada awak media di Jakarta, dikutip pada Rabu (6/11/2024).
“Sebagian besar, bahkan semuanya mereka panggilan jiwa, baik itu dukungan dari nenek buyutnya dan orang tuanya sehingga kami juga bersyukur mereka dengan ikhlas, karena kita lihat sendiri semangat dan pengorbanan mereka di lapangan,” ujarnya.
“Itu tentu membuktikan mereka betul-betul memberikan dan berkorban untuk sepak bola Indonesia,” kata dia.
Sejauh ini sudah ada 15 pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia. Mereka adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Justin Hubner, Rafael Struick, Thom Haye, Maarten Paes, Mees Hilgers, dan Calvin Verdonk.
Proyek naturalisasi terus berlanjut untuk memenuhi kebutuhan Timnas Indonesia. Saat ini, PSSI sedang merampungkan proses naturalisasi Kevin Diks beserta Estella Loupatty dan Noa Leatomu.