Zelensky Sebut NATO Belum Siap untuk Tembak Jatuh Rudal Rusia

Zelensky Sebut NATO Belum Siap untuk Tembak Jatuh Rudal Rusia

Global | sindonews | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 10:33
share

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya menunda pengiriman senjata ke Kyiv dan belum bersedia bertindak sebagai pertahanan udara Ukraina.

Pada hari Kamis, Zelensky bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO yang baru, Mark Rutte, yang bergegas ke Kyiv hanya dua hari setelah mengambil alih jabatan tertinggi blok militer yang dipimpin AS.

“Kami akan terus meyakinkan mitra kami tentang perlunya menembak jatuh rudal dan pesawat nirawak Rusia,” kata Zelensky kepada wartawan. "Mereka belum siap," katanya lagi.

Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir, Ini Respons Bos NATO

Kyiv telah berupaya agar negara-negara NATO memperluas jangkauan pertahanan udara mereka ke wilayah Ukraina selama berbulan-bulan, dengan alasan bahwa sistem rudal yang disumbangkan oleh Barat tidak dapat mengatasi serangan Rusia yang datang.

Ukraina menandatangani pakta keamanan dengan Polandia untuk melawan rudal-rudal Rusia, tetapi Warsawa menarik kembali dengan alasan perlunya konsultasi dengan NATO.

 

Pada konferensi pers dengan Rutte, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan senjata dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk membalikkan keadaan di medan perang.

"Termasuk senjata jarak jauh, yang penyediaannya, menurut pendapat saya, sedang ditunda oleh mitra kami," paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (4/10/2024).

Rutte mengatakan bahwa dia memilih Kyiv sebagai tujuan lawatan pertamanya. "Untuk memperjelas kepada Anda, kepada rakyat Ukraina dan kepada semua orang yang menonton, bahwa NATO mendukung Ukraina," ujarnya.

Mantan perdana menteri (PM) Belanda itu mengatakan kepada Zelensky bahwa adalah prioritas dan hak istimewanya untuk mendukung Kyiv dan bekerja untuk memastikan bahwa Ukraina menang.

"Suatu hari nanti Ukraina akan menjadi anggota penuh NATO," katanya. "Rusia tidak memiliki hak suara dan hak veto," imbuh dia.

Rutte mengabaikan pertanyaan tentang pertahanan udara dan pembatasan penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Ukraina, namun, dengan mencatat bahwa itu bukan keputusan NATO, tetapi keputusan masing-masing anggota blok.

"Menembak jatuh pesawat tanpa awak atau rudal yang melanggar wilayah Sekutu, tentu saja, merupakan keputusan otoritas nasional," kata Rutte.

"Tetapi karena itu juga memengaruhi NATO, negara-negara anggota terus berkonsultasi secara dekat ketika situasi itu muncul."

Mengenai pembatasan penggunaan senjata yang dikirim ke Ukraina, Rutte mengatakan: "Itu terserah masing-masing sekutu untuk memutuskan."

"Bukan NATO," imbuh Rutte, meski faktanya blok tersebut bermaksud untuk membahas masalah tersebut pada pertemuannya 12 Oktober nanti.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa masalahnya bukan tentang mengizinkan Ukraina melakukan ini atau itu, tetapi tentang fakta bahwa senjata jarak jauh tidak dapat digunakan tanpa keterlibatan langsung militer Barat.

"Ini berarti negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa akan berperang melawan Rusia," kata Putin saat itu.

"Ini akan mengubah sifat konflik Ukraina dan mengharuskan Rusia untuk mengambil keputusan yang tepat," papar Putin.

Topik Menarik