Perjalanan ke Malaka, Menyusuri Jejak Sejarah dan Modernitas di Kota Warisan Dunia
Malaka, kota bersejarah di Malaysia yang ditetapkan sebagai World Heritage City oleh UNESCO, menawarkan pengalaman unik bagi para wisatawan dengan perpaduan budaya, sejarah, dan modernitas.
Kuala Lumpur, Penang, Johor, adalah sebagian kota di Malaysia yang kerap dikunjungi wisatawan. Tak terkecuali oleh turis dari Indonesia. Bukan hanya untuk plesiran, namun Malaysia kini banyak dikunjungi turis dari Tanah Air untuk destinasi Kesehatan karena dikenal biaya pengobatan yang dikeluarkan lebih murah namun berkualitas.
Namun selain tiga kota yang disebut di atas, ada satu lagi kota di Negeri Jiran ini yang patut dikunjungi yaitu Malaka. Menariknya, kota ini dikenal akan pesona arsitekturnya yang khas dan keragaman budayanya yang telah dibentuk oleh pengaruh Melayu, Tiongkok, Portugis, Belanda, dan Inggris.
2 Game Show dalam 1 Panggung, Family 100 dan Supermarket Sweep di Kilau Raya MNCTV K33setiaan
SINDOnews berkesempatan mengunjungi Kota Malaka pekan lalu dalam rangka memenuhi undangan maskapai Scoot yang membuka rute khusus Singapura ke Malaka dengan armada terbaru dari perusahaan manufaktur Brazil, Embraer E190-E2. Ini adalah penerbangan langsung Scoot ke Malaka tanpa transit dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit.
SINDOnews dan sejumlah awak media dari Thailand dan Singapura terbang ke Malaka dari bandara Changi, Singapura. Proses imigrasi berjalan dengan mudah karena pemeriksaan paspor tanpa tatap muka dengan petugas melainkan melalui gate otomatis. Penerbangan Scoot dari Changi ke Malaka melalui terminal IC.
Setelah melalui penerbangan yang nyaman dengan armada terbaru Scoot, tibalah kami di bandara Lapangan Terbang Antarabangsa Melaka. Para awak media disambut oleh tim dari Kementerian Pelancongan, Seni, dan Budaya Malaysia yang memang bekerja sama dengan Scoot untuk memandu wisata kami di Malaka.
Dengan bus yang setia menemani para awak media dari tiga negara ini selama tiga hari, pemandu wisata berlisensi Amir Hamzah Mohd Yusuf membanjiri kami informasi mengenai Malaka.
Malaka, sebuah kota bersejarah yang terletak di pesisir barat Malaysia, menurut Amir, kini semakin menjadi primadona bagi wisatawan dari Indonesia.
Dengan warisan budaya yang kaya, pesona alam yang menawan, dan pengalaman kuliner yang menggugah selera, kota ini menawarkan berbagai daya tarik yang dapat memanjakan para wisatawan dunia, termasuk Indonesia.
"Sejarahnya memang terkenal, termasuk di seluruh dunia ya. Di negara China, di negara barat, di India memang terkenal. Jadi memang kalau waktu sekarang ini kita tengok pelancong-pelancong turis, ramai juga dari China, dari India," terang Amir.
Malaka memiliki sejarah yang sangat erat dengan Indonesia, terlebih pada masa kolonial. Kota ini menjadi saksi bisu pertemuan berbagai bangsa, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris.
Pengaruh budaya yang datang dari Eropa, Cina, dan India menjadikan Malaka sebagai melting pot yang memadukan berbagai tradisi.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Malaka, berikut ini destinasi yang bisa dijadikan rekomendasi.
1. Encore Malaka
Tujuan pertama kami adalah ke Encore Malaka. Terletak di pinggir laut, Encore Malaka bukan sekadar teater, melainkan pengalaman audio-visual imersif yang membawa pengunjung ke dalam kisah sejarah Malaka dengan cara yang benar-benar berbeda.Dalam pertunjukan ini, penonton diajak untuk menyaksikan evolusi kota Malaka dari era kerajaan Melayu hingga zaman modern dalam balutan pertunjukan seni yang spektakuler, termasuk efek visual 3D, panggung berputar 360 derajat, dan pencahayaan yang memukau.
Jangan membayangkan pelajaran sejarah yang membosankan, sebab setelah tirai tertutup maka setiap penonton akan merasa terbawa ke masa lalu, menyaksikan legenda, tradisi, serta budaya dari sudut pandang yang baru dan menarik.
Penulis sangat menikmati pertunjukan ini selama 70 menit lamanya karena Encore Malaka mampu menghidupkan sejarah dalam tampilan visual yang modern dan inovatif, menjadikannya sebagai tempat yang ideal bagi wisatawan dari segala usia yang ingin mengenal Malaka dengan cara yang menyenangkan dan edukatif.
Setelah puas menonton pertunjukan, pengunjung bisa menikmati sunset di pinggir pantai Encore Malaka. Saat itu, cuaca sangat cerah sehingga matahari tenggelam dengan semburan warna oranye menyala menemani kami yang pertama kali menginjakkan kaki di Malaka ini.
Legenda Badminton Haryanto Arby Buka Toko Perlengkapan Bulu Tangkis di Pollux Mall Cikarang
Hari pertama di Malaka, kami diinapkan di sebuah hotel yang menawan di daerah Jonker Street yakni Baba House Melaka. Lebih dari sekedar hotel, Baba House menampilkan kamar-kamar berdesain peranakan dan oasis tradisional.
Berada di pusat kota, turis bisa memilih hotel yang strategis ini karena memang ia cukup dekat dengan tempat-tempat terkenal yang wajib dikunjungi di Malaka seperti Jonker Walk Street, gedung Stadthuys abad ke-17, Melaka River Park and Cruise, Baba and Nyonya Heritage Museums, dan Cheng Hoon Kuil Teng.
Malaka River Cruise
Pengalaman lain yang tak kalah menarik adalah Malaka River Cruise, perjalanan menyusuri Sungai Malaka yang melintasi pusat kota bersejarah ini bisa dinikmati selama 45 menit.SINDOnews dan rombongan sampai di dermaga sekitar pukul 9 malam. Sayup-sayup terdengar lagu Nidji yang berjudul Sang Mantan dari loket penjualan tiket. Menandakan musisi Indonesia memiliki basis penggemar yang sangat besar di Malaysia.
Malaka River Cruise bisa ditebus dengan tiket seharga 33 Ringgit Malaysia untuk anak-anak dan 38 Ringgit untuk dewasa. Di malam hari, pengalaman Malaka River Cruise semakin berkesan karena lampu-lampu berwarna yang menerangi sungai dan bangunan di sekitarnya menciptakan suasana romantis yang memukau.
Setelah membayar, wisatawan dapat menikmati keindahan arsitektur kolonial, mural-mural besar yang menghiasi tembok di sepanjang sungai, serta landmark ikonik seperti Stadthuys dan Kampung Morten.
Sungai Malaka sendiri pernah menjadi jalur perdagangan yang penting pada masa lalu, dan sekarang berfungsi sebagai pengingat hidup akan sejarah panjang kota ini.
Jonker Walk
Tidak ada perjalanan ke Malaka yang lengkap tanpa mengunjungi Jonker Walk atau Jalan Jonker, pusat keramaian yang terletak di jantung kota tua. Jonker Walk terkenal dengan berbagai toko antik, pasar malam, dan kuliner khas yang menggoda selera.Setiap malam, terutama pada akhir pekan, Jonker Walk berubah menjadi pasar malam yang penuh dengan kios-kios yang menjual berbagai barang unik, mulai dari pakaian tradisional, kerajinan tangan, hingga oleh-oleh khas Malaka.Sementara di siang hari, untuk menikmati Jonker Street, pastikan Anda memakai sepatu atau sandal yang nyaman, kaos yang mudah menyerap keringat, topi ataupun payung karena cuaca cukup menyengat.
Bagi pecinta kuliner, jalan ini adalah surga dengan berbagai pilihan makanan lezat, seperti Nyonya Laksa, Satay Celup, dan Cendol Malaka yang terkenal.
Heritage Walk
Para turis bisa menyusuri jejak sejarah di Kota Warisan Dunia ini melalui Heritage Walk. Heritage Walk biasanya dimulai di Dutch Square, yang terkenal dengan bangunan-bangunan berwarna merah, termasuk Stadthuys dan Christ Church. Area ini dulunya menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda dan kini menjadi ikon kota.Heritage Walk juga mencakup kunjungan ke Kuil Cheng Hoon Teng, kuil Taoisme tertua di Malaysia, serta Masjid Kampung Kling, yang memadukan arsitektur Melayu, India, dan Cina.
Perjalanan kemudian menuju Benteng A Famosa, peninggalan Portugis yang dibangun pada abad ke-16. Meski sebagian besar benteng telah hancur, gerbang kecil bernama Porta de Santiago masih berdiri kokoh sebagai saksi sejarah.
Port Dickson
Dari Malaka, kami dibawa berwisata ke Port Dickson yang menjadi salah satu destinasi wisata pantai populer di negeri ini. Perjalanan dari Malaka ke Port Dickson ditempuh selama 1,5 jam.SINDOnews dan awak media lainnya langsung diboyong ke sebuah hotel yang sangat menawan, Lexis Hibiscus Port Dickson. Lexis Hibiscus terletak di sepanjang pantai pasir panjang Port Dickson yang dikenal sebagai satu-satunya resor tepi laut di dunia yang dirancang secara unik menyerupai bunga nasional Malaysia, bunga kembang sepatu megah yang mekar di perairan biru kehijauan di Selat Malaka.
Hotel ini mempunyai 522 villa yang berdiri di atas laut dengan fasilitas kelas dunia, termasuk kolam renang pribadi, kamar tidur mewah, ruang tamu, dan balkon pribadi untuk menikmati panorama laut.Menuju ke villa, para tamu hotel akan diantar dengan mobil buggy yang tersedia di area lobi. Tersedia pula 117 kamar di satu tower yang langsung berhadapan dengan laut.
Sunset Cruise
Di kota yang terkenal dengan pantainya yang indah ini, kami dibawa untuk menikmati wisata kapal pesiar untuk menikmati keindahan matahari terbenam di Selat Malaka.Di PD World Marina Resort, sebuah kapal yang dinamai Dickson Dragon sudah menunggu kami. Pelayaran biasanya berlangsung selama 1,5 hingga 2 jam, dimulai pada sore hari.
Selain kami, ada rombongan turis dari Srilanka yang juga ikut bergabung di kapal tersebut. Kami menikmati area duduk terbuka untuk menikmati pemandangan sembari dihibur oleh pemilik kapal yang menyajikan live music, suasana santai namun menyenangkan pun tercipta di antara para penumpang kapal.Selain itu tersedia hidangan dan minuman yang disediakan selama perjalanan, termasuk pilihan makanan laut segar, minuman ringan, dan koktail.
Kolam jaring terapung di bagian belakang kapal, di mana penumpang bisa berendam sambil merasakan sensasi ombak laut. Beberapa operator juga menawarkan aktivitas tambahan seperti memancing atau berenang di tengah laut.Pengalaman penulis selama tiga hari di Malaka dan Port Dickson menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Malaka adalah tempat yang sempurna untuk menyelami budaya Malaysia yang menggabungkan keindahan, cerita sejarah, dan pengalaman wisata modern.