Musim Haji 2025, Ada Layanan Baru di Mina: Tenda 2 Lantai
Menyambut pelaksanaan ibadah haji 2025, Syarikah Ithraa Alkhair menawarkan pelayan terbaik bagi jemaah haji khusus Indonesia. Hal itu berupa peningkatan fasilitas layanan selama prosesi haji di Arafah dan Mina, Arab Saudi.
Peningkatan ini terkait luasan dan fasilitas penunjang selama jemaah haji khusus melaksanakan wukuf di Arafah.
Begitu juga saat mabid (bermalam) di Mina untuk melaksanakan prosesi melempar jumrah di Jamarot.
"Ithraa Alkhair menawarkan tenda dua lantai di Arafah dan Mina. Untuk Mina, izin awalnya sudah ada," ujar Chairman of The Board of Directors Ithraa Alkhair Faisal Abdul Aziz Miajan di Park Hyatt Hotel Jakarta, Senin (18/11/2024) malam.
Faisal menjelaskan, pihaknya akan memaksimalkan space yang ada. Dengan demikian dapat memberikan kenyamanan yang lebih kepada jemaah haji khusus.
Space yang sebelumnya untuk kantor maktab, gudang, pekerja dan stok dapur akan diambil untuk jemaah. Meski demikian, Ithraa Alkhair menjamin hal ini tidak akan mengganggu kenyamanan jemaah haji.
"Untuk Arafah sudah sejak 2024 menggunakan tenda berbentuk bangunan dua lantai. Untuk Mina, izin awalnya sudah ada," katanya.
Syarikah ini juga memperbaiki fasilitas toilet yang umumnya sudah berusia 10-15 tahun. Demi kenyamanan jemaah, mereka memerhatikan saluran udara, air, dan durasi penggunaan toilet oleh jemaah.
Pada kesempatan yang sama, Chief of Business and Investment Ithraa Alkhair Omar Mandura menambahkan, mereka sudah berpengalaman melayani jemaah haji dari berbagai negara.
"Mulai dari Filipina, Prancis hingga Bahrain. Untuk tenda dua lantai di Arafah sudah termanfaatkan oleh jemaah haji Afrika," katanya.
Kini, perusahaannya menawarkan fasilitas tersebut kepada jemaah haji khusus Indonesia.
Pada kegiatan ini, sejumlah asosiasi penyelenggara ibadah haji dan umrah, seperti Asphirasi, Bershatu, Kesthuri, Asphurindo, dan Ampuh ikut hadir menyimak presentasi dari syarikah yang tergolong baru bagi Indonesia.
Ketua Umum Asphirasi Amaludin Wahab mengatakan, dalam perhajian penyelenggara ibadah haji membutuh syarikah.
Syarikah jemaah haji adalah perusahaan yang diberi izin untuk beroperasi di lapangan atas mandat dari Muassassah. Sedangkan Muassassah merupakan badan pelayanan haji di Makkah.
"Syarikah-syarikah ini kami undang untuk mempresentasikan layanan-layanan mereka ketika di Arafah dan Mina," katanya.
Disinggung layanan terbaru bagi jemaah, Amaludin mengatakan, Ithraa Alkhair menawarkan tenda berbentuk bangunan dua lantai. Selama ini tendanya hanya satu lantai, baik di Arafah maupun Mina.
"Tahun lalu mulai tergunakan untuk pelaksanaan ibadah wukuf oleh jemaah asal Afrika, tahun depan insya Allah oleh jemaah kita," tuturnya.
Ketua Umum Kesthuri Azrul Azis Taba menambahkan, di Arafah kegiatan ibadahnya hanya satu hari yakni saat wukuf. Sedangkan di Mina hingga tiga hari menginap.
Di Arafah, tak ada isu yang urgent terkait pelayanan jemaah. Selain tempatnya luas, juga durasi waktunya di sana hanya satu hari.
Yang menjadi isu utama adalah pelayanan di Mina. Sebab di sana jemaah akan menginap tiga malam atau mabid untuk prosesi haji melempar jumrah.
"Mina menjadi perhatian kami karena di sana ada pergerakan jemaah. Mereka melempar jumrah ke Jamarot, karena itu posisi dekat dengan Jamarot menjadi favorit," ujarnya.
Menurut Azrul, Syarikah di Arab Saudi sudah banyak dan beberapa di antaranya sudah datang ke Indonesia.
"Ini (Ithraa Alkhair) yang terakhir. Tahun lalu kita dilayani 4 Syarikah, Ithraa Alkhair yang baru. Tahun lalu mereka melayani jemaah Afrika dan tahun ini menawarkan layanannya ke Indonesia," katanya lagi.
Azrul menegaskan, keputusan menggunakan Syarikah yang mana tetap ada di tangan penyelenggara haji Tanah Air.
"Seharusnya sudah kami tetapkan dari bulan Oktober, tapi masih menunggu keputusan pemerintah. Kapan jemaah haji khusus ini mulai melunasi biaya haji. Jadi kami mengetahui berapa jumlah jemaah yang kami miliki dan bisa memilih Syarikah mana yang akan melayani jemaah," katanya.
Azrul menambahkan, seharusnya sekarang ini pemerintah memutuskan persoalan pelunasan dan kuota jemaah haji khusus. Namun faktanya sekarang ada perubahan setelah dibentuk Badan Penyelenggara Haji.
"Karena itu, kami dalam posisi menunggu. Di Tanah Air sendiri prosesnya masih belum jalan. Proses pelunasan dan berapa jemaah yang kami dapat belum pemerintah umumkan secara resmi," katanya.