Trump Bisa Jadikan Arab Saudi Tujuan Lawatan Pertama, Imbalannya Kontrak Dagang Rp8.154 Triliun

Trump Bisa Jadikan Arab Saudi Tujuan Lawatan Pertama, Imbalannya Kontrak Dagang Rp8.154 Triliun

Global | sindonews | Rabu, 22 Januari 2025 - 09:30
share

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melanggar tradisi Amerika pada tahun 2017 ketika dia memilih Arab Saudi sebagai kunjungan pertamanya ke negara asing sebagai presiden.

Saat itu, perjalanan berujung pada foto Trump yang memegang bola bercahaya bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz.

Pada hari Senin (20/1/2025), ketika Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif, presiden ditanya tentang perjalanan itu dan mengapa dia memilih Arab Saudi.

Trump menjawab itu karena Saudi setuju membeli barang-barang Amerika senilai ratusan miliar dolar, seraya menambahkan dia akan melakukannya lagi. Namun kali ini, harganya akan menjadi USD500 miliar (Rp8.154 triliun).

"Saya melakukannya dengan Arab Saudi terakhir kali karena mereka setuju membeli produk kami senilai USD450 miliar dolar. Saya bilang saya akan melakukannya, tetapi Anda harus membeli produk Amerika dan mereka setuju untuk melakukannya," ujar Trump kepada seorang reporter di Ruang Oval pada hari Senin.

Ketika ditanya ke mana dia berencana melakukan kunjungan luar negeri pertamanya kali ini, Trump menjawab, "Yah, saya tidak tahu. Jika Arab Saudi ingin membeli 450 atau 500 lagi, kami akan menaikkannya untuk semua inflasi. Saya pikir saya mungkin akan pergi ke sana."

Tidak jelas apakah Trump serius dalam pernyataannya. Namun, komentar tersebut menyoroti bagaimana Trump mendekati kebijakan dengan memprioritaskan perdagangan Amerika dan ekonomi AS di atas semua masalah lainnya.

Hubungan AS-Saudi memburuk di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya karena kritik Biden terhadap pembunuhan kolumnis Saudi Jamal Khashoggi.

Meskipun ada upaya oleh pemerintahan Biden untuk memperbaiki hubungan mereka di paruh kedua masa jabatannya, hubungan tersebut tampaknya tidak pernah sepenuhnya menghangat.

Di bawah Trump, Arab Saudi dan AS memiliki hubungan yang jauh lebih bersahabat, dan menantu laki-laki Trump serta mantan penasihat senior, Jared Kushner, memiliki persahabatan pribadi dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.

Persahabatan itu terjalin saat Khashoggi dibunuh oleh agen Saudi. Karena Khashoggi adalah penduduk AS, pembunuhannya menimbulkan kegemparan di Washington, dengan seruan agar Trump mengutuk pembunuhannya.

Pemerintahan Trump sebelumnya tidak pernah mengubah hubungannya dengan Riyadh meskipun ada kemarahan atas pembunuhan Khashoggi.

Trump saat itu juga memblokir tindakan bipartisan kongres yang bertujuan mengakhiri dukungan AS terhadap perang yang dipimpin Saudi di Yaman.

Sebelum menjabat kali ini, Trump Organization juga menandatangani kesepakatan merek untuk proyek real estat menara mewah di Arab Saudi, tanda lain dari hubungan yang semakin dalam antara Trump Organization dan Dar Al Arkan, perusahaan induk Dar Global, pengembang real estat yang mengerjakan proyek menara tersebut.

Setelah Trump kalah dalam pemilu presiden 2020, dia juga terlihat beberapa kali bersama Yasir al-Rumayyan, kepala dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi, yang saat ini juga memimpin promosi LIV Golf yang baru.

Topik Menarik