Zelensky Tantang Trump Kunjungi Ukraina: Datanglah, Lihat Kehancuran Invasi Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menantang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Kyiv guna lebih memahami kehancuran yang ditimbulkan oleh invasi Rusia.
"Sebelum mengambil keputusan apa pun, sebelum melakukan negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas," katanya dalam wawancara dengan program "60 Minutes" CBS yang disiarkan pada hari Minggu.
Dengan mengunjungi Ukraina, kata Zelensky, Trump akan memahami apa yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda akan memahami dengan siapa Anda memiliki kesepakatan," imbuh Zelensky.
Tantangan Zelensky menyusul pertikaian sengit di Gedung Putih pada akhir Februari antara presiden Ukraina tersebut, Trump, dan Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, yang terungkap di hadapan pers.
Vance saat itu menuduh Ukraina menjamu para pemimpin asing dalam "tur propaganda" untuk mendapatkan dukungan.
Kapal Selam Sindbad Bawa 45 Turis Tenggelam di Lepas Pantai Mesir, 6 Tewas, Ini Penampakannya
Zelensky mengulangi penyangkalannya atas tuduhan itu, dan mengatakan kepada CBS bahwa jika Trump memilih untuk mengunjungi Ukraina, "kami tidak akan menyiapkan apa pun. Itu tidak akan menjadi sandiwara."
"Anda dapat pergi ke mana pun yang Anda inginkan, di kota mana pun yang (telah) diserang," paparnya.
Trump mendorong agar perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun itu segera diakhiri, dengan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan langsung dengan Rusia meskipun Moskow dan Kyiv terus saling serang.
Washington juga telah mengadakan pembicaraan dengan pejabat Ukraina mengenai kemungkinan gencatan senjata, sementara negara-negara Eropa sedang membahas pengerahan militer untuk memperkuat gencatan senjata Ukraina.
Kyiv sebelumnya telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan AS, tetapi Moskow telah menolaknya.
"Putin tidak dapat dipercaya. Saya sudah berkali-kali mengatakan itu kepada Presiden Trump. Jadi, ketika Anda bertanya mengapa gencatan senjata tidak berhasil—inilah alasannya," kata Zelensky.
Idul Fitri Minggu atau Senin? Mahkamah Agung Arab Saudi Minta Umat Islam Lihat Hilal pada Sabtu
"Putin tidak pernah menginginkan berakhirnya perang. Putin tidak pernah menginginkan kami untuk merdeka. Putin ingin menghancurkan kami sepenuhnya—kedaulatan dan rakyat kami," imbuh dia.
Zelensky berbicara kepada CBS pada hari Jumat di kota kelahirannya Kryvyi Rig, tempat serangan Rusia awal bulan ini menewaskan 18 orang, termasuk sembilan anak-anak.
Pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia memiliki "100 persen kebencian" terhadap Putin, dan bertanya "bagaimana lagi Anda bisa melihat seseorang yang datang ke sini dan membunuh rakyat kami, membunuh anak-anak?"
Namun, dia menambahkan bahwa permusuhan "tidak berarti kami tidak boleh bekerja untuk mengakhiri perang secepat mungkin."
Saat negosiasi terus berlanjut untuk mengakhiri perang, Zelensky mengatakan bahwa perdamaian yang adil adalah tidak kehilangan kedaulatan atau kemerdekaan, dan berjanji untuk akhirnya merebut kembali wilayah mana pun yang saat ini dikuasai Rusia.
"Kami, apa pun yang terjadi, akan mengambil kembali apa yang menjadi milik kami karena kami tidak pernah kehilangannya--Rusia telah mengambilnya dari kami," imbuh dia, yang dilansir dari AFP, Senin (14/4/2025).