Rekonstruksi Pembunuhan di Sorong: Air Mata Ibu Ungkap Kejanggalan Kasus Kesya Lestaluhu

Rekonstruksi Pembunuhan di Sorong: Air Mata Ibu Ungkap Kejanggalan Kasus Kesya Lestaluhu

Terkini | sorongraya.inews.id | Senin, 20 Januari 2025 - 12:10
share


SORONG, iNewsSorong.id – Rekonstruksi pembunuhan sadis yang menewaskan Kesya Irena Yola Lestaluhu (20) oleh oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu Agung Suyono Wahyudi Ponidi (23), menjadi sorotan tajam. Digelar di Mako Lantamal XIV Sorong pada Senin (20/1/2025), momen itu menyisakan luka mendalam bagi Aminah Latale, ibu korban. Tangisnya pecah saat menyaksikan langsung adegan demi adegan yang dianggapnya penuh kejanggalan.

Kesya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tanpa busana, di Pantai Saoka, Kota Sorong, Papua Barat Daya. Puluhan luka tusukan benda tajam ditemukan di tubuhnya, menguatkan dugaan kekerasan brutal sebelum kematiannya. Namun, rekonstruksi yang digelar justru menyulut emosi Aminah, yang merasa fakta di lapangan tidak terungkap sepenuhnya.

Aminah tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Ia mendesak pelaku untuk berkata jujur mengenai kemungkinan adanya pelaku lain dalam tragedi ini.

"Kamu jahat! Kamu tidak mungkin bunuh sendiri. Kamu harus jujur siapa teman kamu yang lain," teriak Aminah di sela-sela rekonstruksi, dengan suara penuh emosi.

Ia juga mempertanyakan ketidaksesuaian rekonstruksi dengan fakta penemuan jenazah anaknya. "Anak saya ditemukan tanpa busana. Tapi di rekonstruksi dia masih mengenakan pakaian. Ini tidak sesuai kenyataan di lapangan!" ungkap Aminah dengan nada gemetar.

Berdasarkan informasi yang beredar, pakaian korban ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan mayat. Namun, Aminah merasa kejanggalan itu belum terjawab.

"Pakaian dalamnya masih ada di badan, tapi celana pendek dan bajunya sudah tidak ada. Saya tidak yakin ini kerja satu orang. Saya yakin ada yang ditutupi," jelas Aminah.

Ia pun meminta perhatian serius dari pihak berwenang hingga ke tingkat nasional. "Ini soal martabat perempuan. Saya minta Bapak Presiden turun tangan. Kami rakyat kecil butuh keadilan," pintanya.

Kesya, yang sebelumnya tidak mengenal pelaku, bertemu Agung di sebuah tempat hiburan malam pada Minggu (12/1/2025) dini hari. Perkenalan singkat itu berakhir tragis ketika pelaku menghabisi nyawa korban setelah diduga berhubungan badan.

Dalam rekonstruksi, sebanyak 22 adegan diperagakan, mulai dari pertemuan korban dengan pelaku hingga lokasi pembunuhan. Namun, Aminah merasa skenario yang ditampilkan tidak menjawab teka-teki sebenarnya.

"Saya yakin anak saya dibunuh di tempat lain, lalu dibuang ke pantai. Ini bukan hanya pembunuhan, tapi juga pelecehan terhadap perempuan. Jangan sampai ada keadilan yang dibungkam," tegas Aminah.

Kasus ini menjadi ujian besar bagi penegakan hukum di tanah air, khususnya terkait kejahatan terhadap perempuan. Suara Aminah menggema sebagai pengingat bahwa setiap kejanggalan harus diusut hingga tuntas, tanpa kompromi.

Kini, publik menanti langkah tegas dari pihak berwenang. Mampukah kasus ini diungkap sepenuhnya, atau akan menjadi bayang-bayang gelap yang kembali mematahkan harapan akan keadilan?

Topik Menarik