Perjuangan Mbah Ngadi: Penjual Gethuk yang Berhasil ke Tanah Suci, Butuh Perjuangan Diluar Nalar

Perjuangan Mbah Ngadi: Penjual Gethuk yang Berhasil ke Tanah Suci, Butuh Perjuangan Diluar Nalar

Terkini | surabaya.inews.id | Kamis, 10 Oktober 2024 - 08:30
share

MAKKAH, iNewsSurabaya.id - Ibadah Haji dan Umrah adalah impian setiap Muslim di seluruh dunia. Namun, perjalanan menuju Tanah Suci penuh dengan tantangan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Bagi sebagian orang, kesempatan tersebut datang dengan mudah, sementara bagi yang lain, diperlukan perjuangan dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya.

Salah satu kisah inspiratif datang dari sosok sederhana, Mbah Ngadi, seorang jamaah Umrah dari Amkafa Tour dan Travel, Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah. Mbah Ngadi mungkin tak dikenal oleh banyak orang, karena ia bukanlah tokoh besar. Ia hanya penduduk biasa yang tinggal di kaki perbukitan Tambakselo, Wirosari, Grobogan.

Setiap hari, Mbah Ngadi mencari nafkah dengan berjualan gethuk, makanan tradisional berbahan dasar ketela pohon di pasar-pasar dan desa-desa sekitar. Gethuk, yang menjadi ikon kuliner Wirosari, dijajakan oleh Mbah Ngadi dari pagi hingga siang, dengan keuntungan tak seberapa. "Untungipun namung 200 rupiah," ungkapnya sederhana. 

Namun, berkat kesabaran dan ketekunan, sedikit demi sedikit, ia menabung dari hasil jualannya tersebut. Hingga akhirnya, dengan kuasa Allah, Mbah Ngadi berhasil mengumpulkan cukup dana untuk berangkat Umrah.

"Iki sing manggil Gusti Allah teng Mekkah lan Madinah (Ini yang memanggil Allah ke Mekkah dan Madinah)," ujar Mbah Ngadi dengan penuh syukur dalam sebuah video yang dikirimkan ke Surabaya.iNews.id saat ia berada di Mekkah.

Dalam video tersebut, Mbah Ngadi berbicara dalam Bahasa Jawa, menceritakan betapa bersyukurnya ia bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci. Impian yang selama ini terpendam, akhirnya menjadi kenyataan. 

"Kulo jualan gethuk. Tiap hari dengan berteriak 'Gethuk... Gethuk... Gethuk...!' Alhamdulillah, Gusti Allah paring kemudahan (Allah diberikan kemudahan)," ceritanya dengan nada polos dan penuh rasa syukur.

 

Tak berhenti sampai di situ, Mbah Ngadi masih menyimpan satu harapan besar. Ia bertekad untuk suatu hari dapat menunaikan ibadah Haji bersama istrinya. 

"Kulo ndongo iso berangkat Kaji kaleh istri, Kaji Plus (Saya berdoa bisa berangkat Haji bersama istri, Haji Plus)," harapnya dengan penuh harapan.

Moch. Nur Kholis, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Saadah sekaligus pemilik Amkafa Tour dan Travel, yang mendampingi jamaah Umrah termasuk Mbah Ngadi, mengaku bangga dan bahagia bisa menjadi perantara umat Muslim dalam menunaikan ibadah ke Mekkah dan Madinah. 

"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah di Tanah Suci," katanya.

Lebih lanjut, Nur Kholis menjelaskan bahwa memberikan arahan bagi para jamaah, terutama mereka yang berasal dari desa-desa terpencil, memberikan kepuasan tersendiri. 

"Semoga Umrah yang dijalankan Mbah Ngadi dan para jamaah lainnya mendapatkan berkah yang melimpah," ucapnya penuh harap.

Kisah Mbah Ngadi adalah bukti bahwa dengan tekad kuat dan tawakal kepada Allah, tak ada yang mustahil. Semoga perjalanan ibadahnya menjadi inspirasi bagi kita semua.

Topik Menarik