Diboikot, Starbucks Rugi hingga Rp171 Triliun!

Diboikot, Starbucks Rugi hingga Rp171 Triliun!

Terkini | okezone | Senin, 2 September 2024 - 11:22
share

JAKARTA - Gerakan boikot terhadap sejumlah brand seperti Starbucks membuat bisnisnya babak belur. Starbucks dianggap terafiliasi dengan Israel sehingga seruan boikot dikumandangkan masyarakat dunia.

Gerakan tersebut membuat Starbucks kehilangan hingga USD11 miliar atau setara Rp171 triliun karena boikot. Informasi ini diungkap blogger makanan asal Sydney, Australia Walla Abu-Eid.

Abu-Eid yang memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial Instagram telah mengkampanyekan gerakan anti Israel dengan membagikan resep kopi viral dengan rasa mirip Starbucks. Tujuannya supaya masyarakat bisa menikmati kopi tersebut tanpa membeli.

Boikot Starbucks karena mendukung genosida di Gaza. Starbucks telah kehilangan USD11 miliar secara global dari boikot, mari kita teruskan!" ujar Abu-Eid, dilansir dari New York Post, Senin (2/8/2024).

Boikot rupanya sukses membuat rugi perusahaan hingga jutaan dolar. Saking babak belurnya, pada pertengahan Agustus, Starbucks memecat Laxman Narasimhan sebagai kepala eksekutifnya setelah satu setengah tahun menjabat di tengah anjloknya penjualan.

Saham Starbucks juga dikabarkan telah turun 20 pada tahun 2024 saat mantan CEO Chipotle Brian Niccol diumumkan sebagai penggantinya. Pada bulan Mei, Starbucks melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15 (menjadi USD772 juta) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Diketahui, wilayah Timur Tengah menjadi neraka bagi kedai-kedai Starbucks saat ini karena penjualannya terus anjlok. Pada bulan Maret, pemegang waralaba Starbucks di Timur Tengah, Alshaya Group sampai memberhentikan lebih dari 2.000 karyawan, atau 4 dari tenaga kerjanya.

Pada bulan Mei, operasi Starbucks di Malaysia, yang dijalankan oleh perusahaan investasi Berjaya Food Berhad yang berpusat di Kuala Lumpur, juga melaporkan penurunan pendapatan ketiga berturut-turut di 411 toko berlisensinya, mencatat penurunan pendapatan hampir 50 pada kuartal pertama tahun ini.

Topik Menarik