Kenali 6 Kondisi Pasien yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif

Kenali 6 Kondisi Pasien yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif

Terkini | okezone | Selasa, 3 September 2024 - 18:00
share

PENYAKIT jantung merupakan penyakit urutan kedua penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan 95,68 kasus per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) 15 dari 1.000 orang, atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Saat ini penanganan penyakit jantung sangat beragam, salah satunya adalah inovasi bedah jantung minimal invasif. Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Bedah jantung ini belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat.

Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital, dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD menjelaskan prosedur ini menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

“Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja,” ujar dr Wirya.

Lebih lanjut dr Wirya menjelaskan prosedur operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada, menggunakan instrumen operasi yang khusus dan lebih panjang dari instrument biasa, dan mengarahkan alat di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung pasien.

“Ahli bedah juga akan memperbaiki jantung pasien mulai dari penggantian katup jantung, , pemasangan alat atau pengangkatan tumor, dan menutup sayatan dengan jahitan,” katanya.

Di sisi lain, Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, mengatakan dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal.

“Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien untuk lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang,” kata dr Pitono.

Topik Menarik