Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO Jikji Memory of the World 2024

Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO Jikji Memory of the World 2024

Terkini | inews | Jum'at, 6 September 2024 - 11:06
share

JAKARTA, iNews.id - Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) meraih penghargaan UNESCO Jikji Memory of the World 2024. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari juri internasional yang terdiri atas para ahli.

Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulary, mengucapkan selamat kepada Perpusnas atas raihan ini.

"Upaya kita untuk bersama-sama meningkatkan pelestarian dan peningkatan akses warisan dokumen ini harus terus dilanjutkan. Saya mengucapkan selamat kepada Perpustakaan Nasional Indonesia atas keberhasilan meraih penghargaan ini” kata Audrey dalam keterangannya, Jumat (6/9/2024).

Para juri mengakui dedikasi Perpusnas dalam pelestarian dan peningkatan akses ke manuskrip Indonesia. Upaya yang dilakukan Perpusnas seperti festival manuskrip, publikasi yang luas dan inisiatif pendidikan untuk anak-anak serta pemuda.

Perpusnas menerima penghargaan tersebut dalam sebuah upacara di Cheongju, Republik Korea atau Korea Selatan, pada 4 September 2024, bertepatan dengan Hari Jikji.

Penghargaan UNESCO Jikji Memory of the World diberikan untuk memperingati pencantuman Buljo Jikji Simche Yojeol, sebuah karya tertulis Korea yang diakui sebagai buku tertua yang dicetak dengan menggunakan huruf logam yang dapat dipindahkan.

Penghargaan ini bertujuan untuk menghargai upaya-upaya yang berkontribusi pada pelestarian dan peningkatan akses warisan dokumen sebagai warisan bersama umat manusia.

UNESCO mendirikan program Memori Dunia pada tahun 1995 untuk membantu melestarikan warisan dokumenter dunia. Dokumen lama, baik dalam bentuk tertulis, audio, maupun visual, sangat rapuh dan memerlukan kerja sama global yang terkoordinasi dengan baik untuk memastikan keberlangsungan hidup dokumen tersebut serta akses berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Perpusnas sendiri didirikan sejak tahun 1980 dan telah melestarikan koleksi manuskrip Indonesia secara signifikan, yang mencerminkan keantikan dan keragaman tradisi manuskrip di Indonesia.

Dengan disahkannya Undang-Undang tentang Perpustakaan tahun 2007, Perpusnas telah melaksanakan program pengelolaan manuskrip di seluruh negeri, termasuk advokasi, invetarisasi dan akuisisi, pelestarian, aksesiblitas, penelitan dan publikasi, serta pembangunan kapasitas dan restitusi.

Direktur Pelaksana Perpusnas Indonesia, E. Aminudin Aziz mengatakan, program pelestarian dan peningkatan akses manuskrip yang berkelanjutan adalah hal yang sangat penting.

"Ekosistem ini meliputi upaya advokasi untuk pemilik manuskrip, peningkatan pelestarian, dan perluasan akses, yang mana memiliki tantangan tersendiri untuk direalisasikan. Namun, upaya ini sangat berharga karena memungkinkan lebih banyak orang memperoleh manfaat dan mengapresiasi warisan dokumenter kita,” katanya.

Topik Menarik