Kemendikbudristek Raih Tiga Penghargaan pada Ajang Kementerian dan Lembaga Awards 2024
JAkARTA, iNews.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sukses meraih tiga penghargaan dari Kementerian dan Lembaga Awards 2024. Penghargaan tersebut meliputi kategori Kinerja Terbaik, Inovasi Terbaik, dan Pelayanan dan Komunikasi Publik, pada acara penghargaan yang diselenggarakan oleh iNews Media Group, Senin (14/10/2024).
Pada kategori Kinerja Terbaik, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, dinilai memiliki capaian nyata dalam pemajuan perfilman maupun musik tanah air melalui berbagai kebijakan serta program strategis. Pada kategori Inovasi Terbaik, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek dinilai serius sebagai inisiator pengembangan dunia perfilman nasional, melalui Indonesiana Film.
Selanjutnya, pada kategori Pelayanan dan Komunikasi Publik, program Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) dinilai memiliki capaian nyata sebagai salah satu saluran di dalam komunikasi publik Kemendikbudristek untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang berbagai kebijakan Merdeka Belajar.
Dengan diterimanya dua penghargaan tersebut, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menuturkan bahwa capaian yang diraih ini merupakan hasil sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, yakni mulai dari pemerintah hingga para pelaku industri perfilman dan musik. Menurutnya, dua penghargaan ini menjadi wujud pembuktian Kemendikbudristek dalam meningkatkan kualitas film maupun musik Indonesia.
"Tentu kami sangat bersyukur atas dua penghargaan ini. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci dalam meningkatkan kualitas produksi, distribusi, dan eksibisi film serta musik Indonesia. Kami berharap agar momentum ini terus berlanjut dan semakin banyak karya-karya kreatif dari anak bangsa yang mampu bersaing di pasar global," ujarnya.
Mahendra menegaskan, penghargaan ini akan menjadi awal dari perjalanan panjang yang harus terus dikembangkan bersama demi kejayaan seni dan budaya Indonesia di tingkat dunia.
"Kami akan terus mendorong lahirnya karya-karya berkualitas dan inovatif yang dapat mengangkat citra Indonesia di kancah internasional. Penghargaan ini semakin memotivasi kami untuk bekerja lebih keras dalam memperkuat ekosistem perfilman dan musik Indonesia," katanya.
Selanjutnya, terkait penghargaan kategori Pelayanan dan Komunikasi Publik, Pelaksana harian (Plh.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, menyampaikan bahwa Silaturahmi Merdeka Belajar merupakan program yang diinisiasi pada tahun 2021 yang bertujuan untuk memperluas jangkauan informasi terkait kebijakan Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar memiliki berbagai episode-episode dan saat ini sudah mencapai episode ke-26. Maka dibuatlah inisiatif ini yaitu untuk menggali lebih dalam tentang berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh kementerian,” tuturnya.
“Penghargaan ini tentunya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kami, karena kami sebagai penerima penghargaan ini merasa mendapatkan kepercayaan, dan mendapatkan amanah untuk bisa meneruskan menjaga kepercayaan itu terutama kepada publik,” lanjutnya.
Tentang Indonesia Film
Indonesia Film merupakan program inkubasi yang telah terlaksana sejak tahun 2020 yang mengajak para penulis skenario, produser, serta sutradara, untuk berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan meliputi workshop, mentoring, maupun riset lapangan.
Program ini bekerja sama dengan para tutor internasional seperti Tom Abrams dan Sean Hood dari University of Southern California (USC), serta sineas profesional ternama di Indonesia.
Program ini telah menghasilkan 32 naskah skenario film berkualitas. Dua karya skenario hasil program ini juga telah telah mendapat penghargaan di festival film internasional, yakni karya skenario film Nenek dan Dancing Gale yang meraih penghargaan di Bucheon International Film Festival (BIFAN).
Selain itu, terdapat juga skenario film berjudul Tulang Belulang Tulang yang berhasil diproduksi dan dirilis pada bulan September 2024 dengan latar belakang cerita adat keluarga Batak, Sumatera Utara. Film ini lahir sebagai salah satu karya yang merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia di layar lebar. Sejak ditayangkan pada 26 - 29 September 2024, film tersebut berhasil meraih 36.874 penonton.
Jadwal dan Link Live Streaming Bundesliga Pekan Ke-7 di RCTI+: Ada Bayern Munich vs Stuttgart
Capaian ini mencerminkan antusiasme publik terhadap film dengan tema budaya lokal yang kuat, dan sebagai bukti keberhasilan program Indonesia Film untuk meningkatkan kualitas Film Indonesia.
Selain Indonesiana Film, terdapat sejumlah upaya kebijakan serta program strategis dalam mendukung pemajuan ekosistem perfilman, antara lain program Layar Indonesiana, Full Circle Lab, Idoclab, My Lab, Producer's Lab, dan inisiatif lainnya yang fokus pada pengembangan kreasi, peningkatan distribusi, dan apresiasi film Indonesia.
Berbagai program Kemendikbudristek serta kolaborasi lintas pemangku kepentingan mampu mendorong ekosistem perfilman Indonesia untuk terus menunjukan tren yang positif dalam tiga tahun terakhir. Tercatat, industri film Indonesia mencapai tonggak sejarah penting dengan pangsa pasar film lokal sebesar 61 persen, melampaui film impor yang hanya mencapai 39 persen.
Selain itu, pada 2024 jumlah penonton film Indonesia telah mencapai 60,1 juta, lebih banyak dari angka penonton film impor yang baru mencapai kurang lebih 35 juta penonton.
Film Indonesia juga secara konsisten tampil di beberapa festival film internasional, antara lain International Film Festival Rotterdam, Busan International Film Festival, Far East Film Festival, hingga Festival De Cannes. Pencapaian itu menjadi bukti bahwa perfilman Indonesia kian membaik, bahkan dikenal hingga mancanegara.
Dalam pemajuan musik nasional, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, juga telah melakukan sejumlah kebijakan serta program pendukungan terhadap musisi daerah melalui pendampingan, pelatihan, dan promosi karya-karya lokal, antara lain Lokovasia (Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia), IMEX (Indonesian Music Expo), Festival Musik Tradisi Indonesia, dan beberapa lainnya lagi.
Sementara itu, untuk penguatan ekosistem lagu anak, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media menyelenggarakan KILA (Kita Cinta Lagu Anak) yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2020 sampai 2024.
Selanjutnya, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, juga telah berperan dalam pengembangan musik pop/kontemporer. Berbagai program yang pernah dilaksanakan meliputi Rapsodia Nusantara, Symphonesia by Erwin Gutawa Orchestra, G20 Orchestra, serta program-program lainnya.