Sejarah Ular Suci Tanah Lot, Lebih Berbahaya dari Kobra?

Sejarah Ular Suci Tanah Lot, Lebih Berbahaya dari Kobra?

Terkini | okezone | Jum'at, 13 Desember 2024 - 15:37
share

Artikel ini akan mengulas informasi menarik mengenai ular suci Tanah Lot. Seperti diketahui, Bali menawarkan sejumlah tempat wisata, salah satunya Tanah Lot yang ada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekira 13 km Barat Tabanan.

Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Anda mungkin banyak yang telah berkunjung ke Pure Tanah Lot, tapi tidak banyak yang tahu cerita di balik keunikan pure ini. Salah satunya terkait keberadaan ular suci.

Berikut sejarahnya akan diulas Okezone dari berbagai sumber, Jumat (13/12/2024):

Ular suci tersebut diketahui berada di goa ular suci dari selandang Danghyang, yang terletak di depan Goa Air Suci Tanah Lot. Tidak lagi banyak jumlahnya seperti legenda dahulu, saat ini hanya terdapat beberapa ular.

Ular-ular suci yang berada di dalam gua ini berwarna Poleng (hitam-putih), yang memiliki panjang rata-rata 1,5 meter.

Secara ilmiah, ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular cobra.

Pura Tanah Lot legendanya dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa, yaitu Dang hyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16.

Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai pergi untuk mengikuti Dang hyang Nirartha.

Bendesa Beraben kemudian menyuruh Dang hyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot.

Dang hyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya dengan kekuatannya dipindahkannya Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun Pura di sana, termasuk juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga Pura. Ular inilah yang konon masih ada sampai sekarang.

Anehnya, tak ada jejak ular itu bersarang atau berkembang biak di gua. Ketika laut pasang dan merendam gua, ular-ular itu akan pergi. Saat surut, ular-ular itu akan kembali.

Ular-ular ini tinggal di dalam goa yang berlokasi di tepi bawah pura, dan memiliki nama latin Bungarus Candidus, salah satu spesie ular beracun.

Menurut cerita-cerita yang beredar, konon katanya, jika kamu berdoa di Tanah Lot sambil menyentuh ular-ular ini, maka doa kita dapat terkabul, lho.

Tapi perlu diingat, untuk bisa mengampiri ular-ular di sini kamu tidak bisa sembarangan ya. Tentunya harus didampingi oleh para warga yang berjaga di sana, agar terhindar dari hal-hal serta kemungkinan yang tidak diinginkan.

Jangan sampai ceroboh ketika hendak mendekati hewan-hewan ini. Bungarus Candidus terkenal sebagai salah satu ular yang memiliki bisa mematikan yang sangat beracun. Bahkan kabarnya, bisa ular ini lebih beracun dari kobra, lho!

Ular suci Tanah Lot ini memiliki bagian ekor yang berbentuk pipih. Bentuk seperti ini biasa dijumpai pada spesies ular laut. Hal ini tidak mengherankan, karena ular suci tersebut memang merupakan jenis ular laut yang berasal dari suku elipidae, dan ular-ular ini memang terkenal berbahaya.

Ular laut ini juga disebut sebagai Banded Sea Krait, di mana racunnya ini tiga kali lebih kuat dari jenis ular kobra. Tapi uniknya, ular-ular ini jarang dan bahkan tidak menyerang manusia.

Ternyata ini ada alasan ilmiahnya. Ular berbahaya yang dapat melumpuhkan korban hanya dengan sekali gigitan ini ternyata termasuk dalam tipe ular yang cenderung tenang dan tidak agresif.

Ular-ular ini akan menyerang hanya jika mereka merasa terancam karena diserang terlebih dahulu. Oleh karena itu, kamu perlu didampingi para warga yang berjaga jika ingin bertemu ular-ular penjaga ini.

Topik Menarik