Kesaksian Pengunjung Terkait Insiden Ambruknya Atap Joglo di Bukit Batuhiu
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Tuminah, seorang pengunjung asal Ajibarang, Jawa Tengah, memberikan kesaksian terkait insiden ambruknya sebagian atap joglo di obyek wisata Batuhiu. Ia mengaku sedang menikmati makanan bersama teman-temannya saat peristiwa itu terjadi.
"Kami lagi makan, fokus ke makanan, tiba-tiba terdengar suara 'bruk'. Kami langsung menengok, dan terlihat ada material bangunan yang jatuh. Gajebo itu ambruk sekitar tiga meter dari tempat kami duduk," ungkap Tuminah, Minggu (12/01/2025)
Menurutnya, material yang jatuh berupa papan kayu panjang, genteng, dan serpihan lainnya. Beberapa di antaranya menimpa seorang pengunjung yang berada di bawah gajebo tersebut. Korban langsung ditolong oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk teman-temannya sendiri.
"Banyak yang menolong tadi. Ada yang mengangkat material, ada juga yang membantu korban," tambah Tuminah.
Ketika ditanya tentang kondisi bangunan, Tuminah menduga bahwa gajebo tersebut sudah lapuk. Ia menyayangkan kurangnya perawatan pada fasilitas di obyek wisata Batuhiu.
"Kalau dilihat, memang ada bagian yang sudah lapuk. Ini kan tempat umum, seharusnya kenyamanan dan keamanan pengunjung diperhatikan. Pemerintah harus lebih serius dalam mengelola fasilitas wisata ini," ujarnya.
Meskipun insiden ini mengganggu kenyamanan, Tuminah tetap mengapresiasi suasana di Batuhiu yang menurutnya masih nyaman dengan pemandangan indah, udara bersih, dan lingkungan yang asri.
Namun, ia berharap perbaikan fasilitas segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.
"Saya harap pemerintah Pangandaran memperhatikan hal ini. Kami datang ke sini ingin menikmati wisata dengan nyaman, bukan merasa khawatir dengan keamanan fasilitas," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ciliang menjelaskan.
"Ya, betul sekali, tadi sekitar pukul 10.30 WIB ada insiden kecelakaan. Gajebo ini ambruk, kebetulan pengunjung sedang ramai. Ada satu korban, seorang laki-laki yang mengalami luka di pundak, pinggul, dan kaki. Alhamdulillah, sudah dievakuasi dan dibawa ke puskesmas." ujarnya.
Pendopo tersebut diketahui merupakan bangunan lama yang dibangun pada tahun 2006, saat wilayah ini masih menjadi bagian dari Kabupaten Ciamis. Sejak itu, pendopo hanya mendapatkan perbaikan kecil seperti mengganti internit yang rusak, tanpa ada renovasi besar.
"Kami dari Pokdarwis sudah beberapa kali melaporkan kondisi bangunan ini kepada pihak terkait, khususnya mengenai perbaikan fasilitas di obyek wisata Batuhiu. Namun hingga saat ini, belum ada realisasi," ungkap Ketua Pokdarwis.
Ia menambahkan bahwa fasilitas di obyek wisata Batuhiu sudah tidak layak dan perlu perhatian lebih dari pemerintah.
"Pengunjung yang datang ke sini membayar tiket masuk, tapi fasilitasnya tidak diperbaiki. Seharusnya dana itu digunakan untuk kenyamanan pengunjung dan meningkatkan daya tarik wisata." ucapnya.
Masyarakat dan Pokdarwis berharap pemerintah segera melakukan perbaikan fasilitas wisata di Batuhiu untuk mencegah insiden serupa terulang kembali. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya perawatan dan pembaruan fasilitas di tempat wisata demi keamanan dan kenyamanan pengunjung.