Koalisi Masyarakat Sipil Geruduk Rapat RUU TNI di Hotel Mewah: Omon-Omon Efisiensi Anggaran!

Koalisi Masyarakat Sipil Geruduk Rapat RUU TNI di Hotel Mewah: Omon-Omon Efisiensi Anggaran!

Terkini | inews | Sabtu, 15 Maret 2025 - 21:22
share

JAKARTA, iNews.id - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menggeruduk rapat Panja RUU TNI bersama Pemerintah di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3/2025). Mereka menolak dan mengkritik proses RUU TNI yang dinilai tertutup dan digelar di sebuah hotel mewah.

Menurut Wakil Koordinator KontraS Andri Yunus, proses pembahasan RUU TNI menunjukan rendahnya komitmen terhadap transparansi dan partisipasi publik. Apalagi, revisi tersebut dinilai akan melemahkan militer.

"Selain itu, agenda revisi UU TNI justru akan melemahkan profesionalisme militer itu sendiri dan sangat berpotensi mengembalikan Dwifungsi TNI di mana militer aktif akan dapat menduduki jabatan-jabatan sipil," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/3/2025).

Ia menjelaskan, perluasan penempatan prajurit aktif di jabatan sipil, tidak sesuai dengan prinsip profesionalisme TNI. Bahkan, hal itu berisiko memunculkan masalah, seperti eksklusi sipil dari jabatan sipil, menguatkan dominasi militer di ranah sipil dan pembuatan kebijakan, dan loyalitas ganda.

"Koalisi Masyarakat Sipil menilai langkah ini tidak hanya menunjukkan rendahnya komitmen terhadap transparansi dan partisipasi publik, tetapi juga bertentangan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang sedang didorong oleh pemerintah," tutur dia.

Selain itu, ia juga menyoroti pelaksanaan rapat pembahasan RUU TNI di sebuah hotel mewah padahal pemerintah tengah efisiensi anggaran. Baginya, kebijakan efisiensi hanya omong belaka.

"Pemerintah Indonesia seperti tidak memiliki rasa malu dan hanya omon-omon belaka di tengah upaya efisiensi anggaran," ujarnya.

"Hal ini merupakan bentuk pemborosan dan pengkhianatan terhadap prinsip keadilan dan demokrasi!" ucap Andri.

Meski begitu, Andri menyatakan, pihaknya menolak keras draf RUU TNI maupun DIM RUU TNI yang disampaikan Pemerintah ke DPR. Pasalnya, beleid itu dianggap mengandung pasal-pasal bermasalah dan berpotensi mengembalikan dwi-fungsi TNI dan militerisme di Indonesia. 

"Di tengah pemotongan dan efisiensi anggaran besar-besaran hari ini sehingga bahkan sampai menunda pelantikan ASN dan juga memotong anggaran kesehatan dan pendidikan, pembahasan RUU TNI yang dilakukan di Hotel se-mewah Hotel Fairmont menunjukkan bahwa retorika pemotongan anggaran hanyalah gimmick, omong kosong belaka dan tidak memiliki kepekaan di tengah sulitnya ekonomi masyarakat," kata Andri.

Topik Menarik