Terungkap Pimpinan Hizbullah telah Sepakati Gencatan Senjata Sebelum Dibunuh Israel

Terungkap Pimpinan Hizbullah telah Sepakati Gencatan Senjata Sebelum Dibunuh Israel

Berita Utama | okezone | Jum'at, 4 Oktober 2024 - 16:35
share

BEIRUT - Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah menyetujui gencatan senjata dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelum dibunuh dalam serangan udara besar-besaran Israel di Beirut.

"(Amerika Serikat) juga menyetujui pernyataan Biden-Macron yang menyerukan penerapan gencatan senjata selama 21 hari," kata Bou Habib dalam wawancara dengan CNN.

"Dan mereka memberi tahu kami bahwa Netanyahu menyetujui hal ini. Jadi kami juga mendapat persetujuan dari Hizbullah tentang hal itu. Anda tahu apa yang terjadi sejak saat itu," tambahnya.

Bou Habib, yang saat ini berada di New York setelah Sidang Umum PBB bulan September, mengatakan perjanjian gencatan senjata itu dikonfirmasi sebelum Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di pinggiran selatan Beirut, menewaskan Nasrallah dan menghancurkan seluruh bangunan.

 

Sebelum Israel membunuh Nasrallah, AS dan Prancis mengatakan Rabu lalu bahwa mereka merilis pernyataan yang mendesak gencatan senjata sementara selama 21 hari antara Hizbullah dan Israel, setelah seminggu Israel melancarkan serangan udara eskalasi di Lebanon.

Pejabat AS mengatakan bahwa kedua pihak telah berkomunikasi mengenai pernyataan tersebut, dan yakin gencatan senjata akan tercapai. Namun, keesokan harinya Netanyahu secara terbuka menolak gencatan senjata dan pada Jumat, 27 September Israel membunuh Nasrallah.

Pengungkapan dari Bou Habib dapat memberikan wawasan tentang bagaimana Israel membunuh Nasrallah, yang telah selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel selama beberapa dekade.

 

Laporan lain dari Reuters yang diterbitkan pada Rabu, (2/10/2024) mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengirim seorang utusan untuk memperingatkan Nasrallah bahwa Israel berencana untuk membunuhnya. Utusan itu, komandan senior Iran Abbas Nilforoushan, juga tewas dalam serangan Israel pada serangan 27 September Israel.

Komentar dari Bou Habib juga menimbulkan keraguan lebih lanjut mengenai apakah Israel pernah ingin mencari perdamaian sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.

Sebelumnya, Israel juga membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Haniyeh memimpin negosiasi mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel.

Sejak pembunuhan Nasrallah, Israel melancarkan invasi militer ke Lebanon yang berakhir dengan kegagalan dimana mereka dupukul mundur. Pejuang Hizbullah menewaskan delapan tentara Israel dan Hizbullah mengklaim korban tambahan dari pihak Israel dan penghancuran beberapa tank.

Meskipun AS menyusun upaya untuk mencari gencatan senjata dalam pertempuran antara Hizbullah dan Israel, pemerintahan Biden telah mendukung pembunuhan Nasrallah oleh Israel dan invasinya ke Lebanon. AS juga mengutuk serangan Iran baru-baru ini terhadap Israel, yang menargetkan beberapa pangkalan militer Israel.

Israel telah berjanji untuk menanggapi serangan tersebut, mempertaruhkan perang yang lebih luas dan langsung antara Israel dan Iran.

Topik Menarik