10 Barang Impor Terbesar AS dari Indonesia, Ini Daftarnya
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) banyak mengimpor barang seperti pakaian, mebel hingga komoditas dari Indonesia. Oleh karena itu, bila AS kenakan bea masuk hingga 32 pada Indonesia, ekspor barang-barang tersebut bisa terganggu.
Mengutip data NEXT Indonesia, tiga komoditas dari sektor usaha padat karya yang terpukul adalah pakaian dan aksesorinya, rajutan (HS 61), pakaian dan aksesorinya, bukan rajutan (HS 62), serta mebel, furnitur, dan perabotan (HS 94). Secara keseluruhan, nilai ekspor tiga komoditas tersebut pada 2024 mencapai USD6,0 miliar. Adapun nilainya selama periode 2020-2024 mencapai USD30,4 miliar.
1. Barang yang Paling Banyak Diimpor AS dari Indonesia
Alasan sektor-sektor tersebut paling terpukul. Sepanjang periode 2020-2024, Amerika Serikat menyerap lebih dari separuh dari total ekspor tiga komoditas asal Indonesia tersebut yang dikirim ke seluruh dunia. Untuk pakaian dan aksesorinya rajutan misalnya, yang diserap pasar Amerika mencapai 60,5 atau senilai USD12,2 miliar selama lima tahun tersebut.
Jangan Lewatkan Kesempatan PPN Ditanggung Pemerintah! Segera Miliki One East Penthouse & Residences
Sementara daya serap Amerika untuk komoditas pakaian dan aksesorinya yang bukan rajutan asal Indonesia, sepanjang lima tahun di periode yang sama, nilainya USD10,7 miliar atau 50,5 dari total ekspor Indonesia ke dunia. Begitu pun dengan komoditas mebel, furnitur, dan perabotan, Amerika menyerap 58,2 atau sekitar USD7,5 miliar.
“Jadi kalau pengiriman ke Amerika Serikat terhambat gara-gara tarif, ekspor komoditas-komoditas tersebut bisa terganggu atau bahkan mungkin tumbang. Sebab lebih dari separuh produk-produk tersebut diserap oleh pasar Amerika,” ujar Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center Christiantoko, di Jakarta, Minggu (6/4/2025).
Selain tiga komoditas utama tersebut yang sebagian besar penjualan ekspornya diserap oleh pasar Amerika, produk lainnya adalah produk olahan dari daging, ikan, krustasesea dan moluska. Sepanjang 2020-2024, pasar Amerika menyerap USD4,3 miliar atau 60,2 dari total ekspor Indonesia untuk komoditas tersebut.
Dari 10 komoditas yang dianalisis NEXT Indonesia, Christiantoko menguraikan, yang terbesar diekspor ke Amerika memang komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85), yakni senilai USD4,2 miliar pada 2024 atau USD14,7 miliar untuk periode 2020-2024. Namun, dari total ekspor Indonesia ke dunia untuk komoditas tersebut, rata-rata daya serap pasar Amerika hanya 22,6.
“Jadi, walaupun ada pengaruhnya, ya tidak sebesar yang terjadi pada empat komoditas lainnya, yang lebih dari separuhnya diserap pasar Amerika,” jelas Christiantoko.
2. Daftar Barang Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat
1. Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya
2. Pakaian dan aksesorinya (rajutan)
3. Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan)
4. Alas kaki
5. Lemak dan minyak hewani/nabati
6. Karet dan barang dari karet
7. Mebel, Furnitur, Perabotan
8. Ikan, krustasea, dan moluska
9. Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
10. Olahan dari daging. ikan. krustasea. dan moluska
3. Dampak PHK
Namun demikian, setelah ekspor tersebut terganggu, dampak lanjutannya adalah keamanan tenaga kerja di sektor tekstil dan produk tekstil yang jumlahnya lebih dari 3 juta orang.
“Ini masalah serius yang harus dipikirkan oleh pemerintah, apalagi saat ini sedang ramai-ramainya informasi tentang PHK,” paparnya.
4. RI Harus Segera Diplomasi dengan AS
Christiantoko mengingatkan, yang paling mendesak untuk dilakukan saat ini oleh Indonesia adalah diplomasi. Bisa saja melalui Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat yang melakukan perundingan bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat untuk memperjuangkan penurunan tarif timbal balik yang sudah diumumkan, mumpung sebelum pemberlakuannya jatuh tempo.
“Jangan sampai terlambat. Saatnya untuk diplomasi segera,” tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, dalam lima tahun terakhir (2020-2024) Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama yang menjadi penyerap terbesar komoditas ekspor Indonesia, setelah Cina.
Berdasarkan datanya, neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika terus mengalir surplus dalam 27 tahun terakhir, yakni periode 1998-2024.