Trump Tegaskan akan Berbicara dengan Putin
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia belum berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi keduanya kemungkinan akan berbicara dalam waktu dekat.
Putin sebelumnya mengatakan dia siap untuk berbicara dengan Trump.
Dalam wawancara dengan NBC News pada hari Kamis, Trump mengatakan dia telah berbicara dengan "mungkin" 70 pemimpin dunia sejak kemenangannya dalam pemilihan umum, tetapi Putin tidak termasuk di antara mereka. Namun, dia menambahkan, "Saya pikir kami akan berbicara."
Berbicara pada pertemuan Valdai International Discussion Club di kota Sochi, Rusia selatan, sekitar satu jam sebelumnya, Putin mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya, dan mengatakan dia terbuka untuk panggilan telepon dengan presiden terpilih tersebut.
"Tidaklah kurang ajar bagi saya untuk meneleponnya sendiri," ujar Putin.
Sepanjang kampanyenya, Trump berjanji segera mengakhiri konflik Rusia-Ukraina jika terpilih, dan mengatakan dia akan berbicara dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencapai tujuan ini.
Trump hanya memberikan sedikit rincian lebih lanjut, dan Moskow menanggapi dengan hati-hati, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menyatakan bulan lalu bahwa dia tidak "berpikir ada tongkat ajaib" yang dapat menghentikan pertempuran dalam semalam.
Moskow menegaskan penyelesaian apa pun harus dimulai dengan Ukraina yang menghentikan operasi militer dan mengakui "realitas teritorial" bahwa Ukraina tidak akan pernah mendapatkan kembali kendali atas wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye, serta Krimea.
Selain itu, Kremlin menegaskan tujuan operasi militernya yang meliputi netralitas Ukraina, demiliterisasi, dan denazifikasi akan tercapai.
Namun, Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa dia menanggapi pernyataan Trump dengan serius, dan usulannya yang ditujukan untuk menghentikan konflik "paling tidak, patut mendapat perhatian."
Putin dan Trump bertemu di Helsinki pada tahun 2018, dan sekali lagi pada pertemuan puncak G-20 tahun berikutnya di Osaka.
Israel Klaim Yahya Sinwar Tewas
Masa jabatan pertama Trump didominasi oleh tuduhan palsu bahwa dia berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pemilihan umum 2016, dan dia dikritik keras oleh media AS karena bertemu dengan Putin.
“Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden… dia dilecehkan oleh semua orang dari semua pihak, dia diintimidasi, dia takut melangkah ke kiri, ke kanan, mengatakan hal yang salah,” ujar Putin.
Putin menjelaskan, “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang selama masa jabatan barunya sebagai presiden. Apa pun yang dia lakukan terserah padanya.”
Bulan lalu, jurnalis Amerika Bob Woodward mengklaim Trump telah berbicara secara diam-diam dengan Putin tujuh kali sejak meninggalkan jabatannya pada tahun 2021.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah adanya panggilan telepon, sementara Trump memberikan nada yang lebih ambigu.
“Saya tidak mengomentari itu, tetapi saya akan memberi tahu Anda bahwa jika saya melakukannya, itu adalah hal yang cerdas,” papar dia kepada Pemimpin Redaksi Bloomberg John Micklethwait.
Dia menjelaskan, “Jika saya bersahabat dengan orang lain, jika saya bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain, itu hal yang baik, bukan hal yang buruk, dalam konteks sebuah negara… dia punya 2.000 senjata nuklir dan begitu juga kita.”