Ini Reaksi Dunia atas Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad di Suriah

Ini Reaksi Dunia atas Tumbangnya Rezim Bashar al-Assad di Suriah

Global | sindonews | Senin, 9 Desember 2024 - 09:36
share

Kelompok pemberontak atau oposisi Suriah telah merebut kekuasaan mereka menyerbu ibu kota pada hari Minggu. Presiden terguling Bashar al-Assad telah melarikan diri ke Rusia.

Perayaan besar-besaran pecah di Damaskus dan berbagai wilayah di Suriah, termasuk di sepanjang perbatasan dengan Lebanon, dengan banyak pengungsi Suriah memutuskan untuk pulang ke rumah.

Kemajuan pasukan oposisi yang menakjubkan terjadi setelah 13 tahun perang brutal, yang mengakhiri lebih dari setengah abad kekuasaan keluarga Assad.

Dunia internasional pun bereaksi atas tumbangnya rezim Assad, termasuk negara-negara Barat yang senang dengan kejadian tersebut.

Reaksi Dunia atas Tumbangnya Rezim Assad di Suriah

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

PBB berharap tumbangnya rezim Assad membawa masa depan Suriah yang stabil.

"Setelah 14 tahun perang brutal dan jatuhnya rezim diktator, hari ini rakyat Suriah dapat memanfaatkan kesempatan bersejarah untuk membangun masa depan yang stabil dan damai," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.

“Masa depan Suriah adalah masalah yang harus ditentukan oleh warga Suriah, dan Utusan Khusus saya akan bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan itu,” imbuh dia.

“Kita akan membutuhkan dukungan dari komunitas internasional untuk memastikan bahwa setiap transisi politik bersifat inklusif dan komprehensif dan memenuhi aspirasi sah rakyat Suriah, dalam semua keragaman mereka. Kedaulatan, persatuan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Suriah harus dipulihkan," papar Guterres.

2. China

Pemerintah China tetap memantau situasi di Suriah untuk memastikan keselamatan warganya yang berada di sana.

"Beijing mengikuti dengan saksama perkembangan situasi di Suriah dan berharap agar Suriah kembali stabil sesegera mungkin," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.

“Pemerintah China telah secara aktif membantu warga negara China yang bersedia meninggalkan Suriah dengan cara yang aman dan tertib, dan telah menjaga kontak dengan warga negara China yang masih berada di Suriah,” kata kementerian tersebut.

“Kami mendesak pihak-pihak Suriah yang relevan untuk mengambil langkah-langkah praktis guna memastikan keselamatan lembaga dan personel China di Suriah,” imbuhnya.

“Saat ini, Kedutaan Besar China di Suriah masih kuat, dan kami akan terus memberikan bantuan penuh kepada warga China yang membutuhkan.”

3. Mesir

Mesir telah meminta semua pihak di Suriah untuk menjaga kemampuan negara dan lembaga nasional, kata Kementerian Luar Negeri Mesir.

Kementerian itu juga mengatakan bahwa mereka mengikuti situasi dengan sangat hati-hati, menegaskan dukungannya bagi rakyat Suriah dan kedaulatan serta persatuan negara itu.

4. Uni Eropa

Uni Eropa senang dengan jatuhnya rezim Assad.

“Akhir kediktatoran al-Assad adalah perkembangan yang positif dan telah lama ditunggu-tunggu. Ini juga menunjukkan kelemahan pendukung al-Assad, Rusia dan Iran,” kata diplomat utama Uni Eropa Kaja Kallas dalam sebuah posting di X.

Dia menambahkan bahwa prioritas blok tersebut adalah untuk memastikan keamanan di kawasan itu dan berjanji untuk bekerja dengan semua mitra konstruktif di Suriah dan secara lebih luas di seluruh wilayah tersebut.

“Proses membangun kembali Suriah akan berlangsung lama dan rumit dan semua pihak harus siap terlibat secara konstruktif,” katanya.

5. Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik jatuhnya “negara barbar” al-Assad di Suriah dan mengirimkan harapan perdamaian kepada rakyat di negara tersebut.

“Negara barbar telah jatuh. Akhirnya,” tulis Macron di X.

“Saya memberi penghormatan kepada rakyat Suriah, atas keberanian mereka, atas kesabaran mereka. Di saat ketidakpastian ini, saya mengirimkan harapan saya untuk perdamaian, kebebasan, dan persatuan," imbuh dia.

6. Jerman

Kanselir Jerman Olaf Scholz menggambarkan jatuhnya al-Assad sebagai kabar baik dan mendesak solusi politik untuk menstabilkan negara yang dilanda perang tersebut.

“Bashar al-Assad menindas rakyatnya secara brutal. Dia memiliki banyak nyawa yang harus ditanggungnya dan telah mendorong banyak orang untuk melarikan diri, banyak di antaranya telah tiba di Jerman,” kata Scholz dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menyebut jatuhnya al-Assad sebagai “kelegaan besar” bagi warga Suriah.

“Akhir dari pemerintahan al-Assad merupakan kelegaan besar bagi jutaan orang di Suriah,” katanya.

"Negara itu tidak boleh jatuh ke tangan kelompok radikal lain," paparnya.

7. Iran

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan dalam pernyataan bahwa Teheran menghormati persatuan dan kedaulatan nasional Suriah dan menyerukan “pengakhiran segera konflik militer, pencegahan aksi teroris, dan dimulainya dialog nasional” dengan semua sektor masyarakat Suriah.

Teheran mengatakan akan terus mendukung mekanisme internasional untuk mengejar proses politik, seraya menambahkan bahwa hubungan yang telah lama terjalin dan bersahabat antara negara-negara Iran dan Suriah diharapkan akan terus berlanjut.

8. Israel

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji jatuhnya rezim al-Assad, sekutu utama Iran, sebagai “hari bersejarah” dan mengatakan itu adalah akibat langsung dari pukulan yang dilakukan Israel terhadap Hizbullah dan Iran.

Dia mengatakan bahwa Israel telah merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang didirikan berdasarkan perjanjian gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah setelah pasukan Suriah meninggalkan posisi mereka.

“Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun dirinya di perbatasan kami,” katanya.

9. Italia

“Saya mengikuti perkembangan situasi di Suriah dengan penuh perhatian,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani di X.

“Saya terus berhubungan dengan kedutaan besar kami di Damaskus dan kantor perdana menteri. Saya telah mengadakan pertemuan darurat,” tambahnya.

10. Lebanon

Militer Lebanon mengatakan pihaknya memperkuat kehadirannya di perbatasan dengan negara tetangga Suriah.

“Mengingat perkembangan pesat dan situasi sulit yang dialami wilayah tersebut, unit yang bertugas memantau dan mengendalikan perbatasan utara dan timur telah diperkuat, bersamaan dengan pengetatan langkah-langkah pengawasan,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

11. Filipina

“Filipina menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan lebih lanjut, untuk mencegah jatuhnya korban dan kematian warga sipil lebih lanjut,” kata Departemen Luar Negeri negara tersebut.

“Kami menyatakan keprihatinan mengenai situasi warga Filipina di Suriah dan menyarankan mereka untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan tetap berhubungan dengan Kedutaan Besar Filipina di Damaskus," imbuhnya.

12. Qatar

Kementerian Luar Negeri Qatar memperingatkan Suriah agar tidak dibiarkan terjerumus ke dalam kekacauan setelah al-Assad digulingkan.

Emirat Teluk itu mengatakan bahwa mereka memantau dengan seksama perkembangan di Suriah dan menekankan pentingnya menjaga lembaga-lembaga nasional dan persatuan negara untuk mencegahnya terjerumus ke dalam kekacauan.

13. Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Bashar al-Assad telah mengundurkan diri dari jabatan presiden setelah berunding dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan telah meninggalkan negara itu, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.

"Sebagai hasil perundingan antara Bashar al-Assad dan sejumlah peserta konflik di wilayah Republik Arab Suriah, dia mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari jabatan presidennya dan meninggalkan negara itu, dengan memberikan instruksi untuk melanjutkan pengalihan kekuasaan secara damai," kata kementerian tersebut.

"Rusia tidak ikut serta dalam perundingan ini," imbuhnya.

Kementerian tersebut juga mengatakan bahwa tentara Rusia di pangkalan mereka di Suriah dalam keadaan siaga tinggi tetapi tidak ada ancaman langsung terhadap mereka.

14. Turki

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pemerintah Suriah telah runtuh dan kendali negara itu berpindah tangan.

Berbicara di Forum Doha di Qatar, Fidan mengatakan: "Ini tidak terjadi dalam semalam. Selama 13 tahun terakhir, negara itu telah dilanda kekacauan sejak perang dimulai dengan penindasan al-Assad terhadap protes demokrasi pada tahun 2011."

"Organisasi teroris tidak boleh dibiarkan mengambil keuntungan dari situasi ini. Kelompok oposisi harus bersatu. Kami akan bekerja untuk stabilitas dan keamanan di Suriah," imbuhnya.

"Suriah yang baru seharusnya tidak menimbulkan ancaman bagi negara tetangga, ia harus menghilangkan ancaman."

15. Uni Emirat Arab

Anwar Gargash, penasihat diplomatik UEA untuk presiden, mengatakan aktor non-negara tidak boleh diberi kesempatan untuk mengeksploitasi kekosongan politik.

“Peristiwa yang terjadi di Suriah juga merupakan indikasi yang jelas tentang kegagalan politik dan sifat destruktif dari konflik dan kekacauan,” kata Gargash dalam forum keamanan Dialog Manama di ibu kota Bahrain.

16. Amerika Serikat

“Jatuhnya rezim adalah tindakan keadilan yang mendasar. Ini adalah momen kesempatan bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka yang bangga,” kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

"Jatuhnya al-Assad juga merupakan momen risiko dan ketidakpastian saat kita semua beralih ke pertanyaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," ujarnya.

“Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan kami di Suriah untuk membantu mereka memanfaatkan peluang untuk mengelola risiko,” katanya.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform Truth Social miliknya, Presiden terpilih Donald Trump mengatakan al-Assad telah melarikan diri dari negaranya setelah kehilangan dukungan dari Rusia.

“Assad telah pergi. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi," paparnya.

“Tidak ada alasan bagi Rusia untuk berada di sana sejak awal. Mereka kehilangan semua inteberistirahat di Suriah karena Ukraina, tempat hampir 600.000 tentara Rusia terluka atau tewas, dalam perang yang seharusnya tidak pernah dimulai, dan dapat berlangsung selamanya.”

17. Yaman

Moammar al-Eryani, menteri informasi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, mengatakan pada X: “Orang Yaman, dengan kebijaksanaan dan keteguhan mereka, mampu menggagalkan rencana Iran dan alat Houthi-nya untuk melanggar tanah mereka dan merusak takdir mereka, seperti rencana-rencana itu gagal di Suriah dan Lebanon.”

Dia menambahkan: “Proyek ekspansionis Iran, yang menggunakan milisi sektarian sebagai alat untuk menyelesaikan Bulan Sabit Persia, menabur kekacauan, melemahkan kedaulatan negara-negara sedang runtuh."

Topik Menarik