Hamas Ganti Semua Pejuang yang Tewas di Gaza dengan Rekrutan Baru
Hamas berhasil merekrut pejuang baru sebanyak yang dibunuh Israel selama serangan brutalnya di Jalur Gaza, menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken.
Blinken dalam pidato perpisahannya mengatakan para mediator "di ambang" gencatan senjata.
Pidato Blinken pada Selasa (14/1/2025) di The Atlantic Council di Washington DC memberikan gambaran langka mengenai penilaian intelijen AS terhadap kekuatan Hamas, yang kemungkinan akan mengguncang posisi Israel setelah gencatan senjata potensial.
Israel menyebut tujuannya yaitu "kemenangan total dan pemberantasan Hamas". Meskipun Israel berhasil memenggal kepala kepemimpinan Hamas di Gaza, Lebanon, dan Iran, Blinken menyatakan kelompok tersebut tetap menjadi kekuatan di Jalur Gaza dan dapat mempersulit rencana pemerintahan pascaperang di daerah kantong tersebut.
Pidato Blinken disampaikan pada hitungan mundur terakhir masa jabatan pemerintahan Biden. Pidato tersebut sangat terus terang dan dibumbui dengan kritik terhadap sekutu AS tersebut.
“Israel harus meninggalkan mitos bahwa mereka dapat melakukan aneksasi de facto tanpa biaya dan konsekuensi bagi demokrasi Israel,” ujar Blinken.
Dia menambahkan, “Israel memperluas permukiman dan menasionalisasi tanah dengan kecepatan lebih cepat daripada sebelumnya dalam satu dekade terakhir dan serangan kekerasan oleh pemukim ekstremis terhadap warga sipil Palestina telah mencapai rekor tertinggi.”
Pada acara tersebut, Blinken mengungkap rencananya untuk pemerintahan pascaperang di Gaza, tetapi rencana tersebut dibayangi pernyataannya bahwa dia harus menyerahkannya kepada pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump setelah pelantikan pada 20 Januari.
Blinken Dijuluki Menteri Genosida
Tim transisi Trump telah membuat beberapa pernyataan tentang visi pemerintahan mendatang untuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Namun, calon duta besar Trump untuk Israel, Mike Huckabee, sebelumnya mengatakan, "Tidak ada yang namanya penyelesaian."
Blinken mengatakan, “Israel harus menerima penyatuan kembali Gaza dan Tepi Barat di bawah kepemimpinan Otoritas Palestina yang direformasi dan harus merangkul jalur yang dibatasi waktu dan berdasarkan kondisi menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka."
Dia menambahkan, pemerintahan Biden ingin Otoritas Palestina mengundang "mitra internasional untuk membantu mendirikan dan menjalankan pemerintahan sementara" di daerah kantong yang dihancurkan itu.
Dia juga mengatakan misi keamanan sementara akan terdiri dari pasukan dari "negara mitra" dan personel Palestina yang telah diperiksa.
Blinken menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengerjakan rencana tata kelola Gaza pascaperang.
Pidatonya disampaikan saat pemerintahan Biden sudah dibayangi Trump, yang kembalinya ke Gedung Putih tampaknya telah menyuntikkan urgensi baru ke dalam negosiasi gencatan senjata.
Pidato Blinken juga disela seorang pengganggu, yang berteriak kepadanya selama hampir satu menit, menggambarkannya sebagai "Blinken sialan, menteri genosida”.
Draf perjanjian gencatan senjata yang beredar luas, yang menurut seorang pejabat senior Barat kepada MEE dapat disetujui pada hari Jumat, tampak hampir identik dengan yang diperkenalkan pada musim panas dan gugur tahun 2024.
Israel telah lama bersikeras kesepakatan harus memungkinkannya untuk memulai kembali perang kapan pun diinginkannya, sementara Hamas mengatakan hanya akan membebaskan para sandera sebagai imbalan atas berakhirnya pertempuran secara permanen.
Situs berita Israel Haaretz melaporkan pada Selasa bahwa utusan Timur Tengah Trump yang baru, Steven Witkoff, menekan Netanyahu untuk menyetujui kesepakatan tersebut, menariknya ke kantornya pada hari Sabat Yahudi untuk menyetujui proposal tersebut, yang merupakan proposal yang sama yang ditolaknya sebelumnya.
Media Israel dan sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut mengatakan kepada AFP bahwa tahap pertama kesepakatan akan membebaskan 33 sandera Israel.
Sebaliknya, dua sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina sebagai gantinya.
Seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan kepada AFP bahwa beberapa ratus orang akan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan tersebut.
Media Israel juga melaporkan pada hari Selasa bahwa berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, Israel akan diizinkan mempertahankan zona penyangga di dalam Gaza selama pelaksanaan tahap pertama.
Hamas mengatakan pihaknya mengharapkan "kesepakatan yang jelas dan komprehensif", seraya menambahkan pihaknya telah mengadakan konsultasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya dan memberi tahu mereka tentang "kemajuan yang telah dicapai".