Teleponan dengan Netanyahu, Joe Biden Hanya Sekali Sebut kata 'Iran' kepada Netanyahu

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu (9/10/2024). Mereka membahas situasi di Jalur Gaza dan Lebanon serta serangan pembalasan Israel ke Iran.

Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, percakapan Biden dan Netanyahu berjalan tanpa basa-basi dan produktif. Hal yang menjadi pembahasan utama adalah potensi serangan pembalasan terhadap Iran.

"Mereka melanjutkan diskusi mengenai respons terhadap serangan Iran pekan lalu, diskusi yang tentunya dimulai di tingkat staf dan kini kedua pemimpin bisa melakukan percakapan yang produktif, terus terang, dan jujur, sebagaimana biasa mereka lakukan," kata juru Jean-Pierre, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (10/10/2024).

Sementara itu Gedung Putih merilis gambaran mengenai percakapan kedua pemimpin. Menariknya, Biden hanya menyebut kata 'Iran' sekali yakni saat mengutuk serangan rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober. Apakah Gedung Putih tak merilis seluruh percakapan Biden atau memang pembicaraan hanya sebatas itu. Pembicaraan keduanya juga tak berlangsung lama, yakni hanya sekitar 30 menit.

Wakil Presiden AS Kamala Harris juga hadir dalam percakapan telepon tersebut, namun Gedung Putih tak menyebutkan apakah Harris ikut berbicara atau tidak. 

"(Biden) Menegaskan komitmen yang kuat terhadap keamanan Israel, mengutuk dengan tegas serangan rudal balistik Iran terhadap Israel," bunyi pernyataan Gedung Putih.

Dalam percakapan itu juga tidak dijelaskan lebih lanjut seruan Biden agar Israel tidak menyerang fasilitas nuklir atau minyak Iran.

Selanjutnya Biden membahas Lebanon dengan menekankan gencatan senjata harus diberlakukan untuk memungkinkan penduduk di kedua negara yang tinggal tak jauh dari garis perbatasan Garis Biru kembali ke rumah mereka.

Saat berbicara mengenai Gaza, Biden menegaskan dengan kata 'keharusan'.

Pernyataan Gedung Putin mengungkap, Biden membahas situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan keharusan untuk memulihkan akses ke bagian utara, termasuk segera memulihkan kembali koridor dari Yordania.

Dia juga menegaskan kembali seruan untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina.