Batal Damai, Pasutri Laporkan Pak Ogah Jalur Alternatif Puncak Kasus Penganiayaan
BOGOR, iNews.id - Kasus penganiayaan yang dilakukan pengatur jalan atau pak ogah terhadap pengendara mobil di jalur alternatif Puncak, Kabupaten Bogor ternyata berlanjut. Korban batal berdamai dengan pelaku dan membuat laporan polisi.
Diketahui, korban dan tiga pak ogah sebelumnya sepakat berdamai dan saling bersalaman. Namun, kini korban berubah pikiran.
"Buat laporan polisi kemarin, dia datang buat LP tanggal 25 tadi malam," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara, Kamis (26/12/2024).
Kasus tersebut berlanjut usai korban memeriksa kondisinya di rumah sakit. Dari situ, korban ternyata mengalami beberapa luka lebam di wajahnya.
"Kemarin sudah ada perdamaian. Nah setelah perdamaian dari Polsek, korban datang ke RSUD Ciawi untuk melakukan cek kesehatan. Di situ diketahui ada beberapa luka memar dari suaminya, dari situ mereka berubah pikiran," ujar Teguh.
Selain itu, menurut diagnosis dokter, istri korban juga berpotensi mengalami keguguran. Sang istri sebelumnya mengaku dijambak saat peristiwa keributan itu.
"Itu penyampaian dari istrinya bahwa ada diagnosis dari dokter, ada peluang keguguran, tapi sampai tadi malam buat laporan masih aman kandungannya, artinya tidak terjadi keguguran. Menurut mereka diagnosis dokter ada peluang keguguran," kata Teguh.
Meski menerima laporan ini, polisi masih menunggu hasil visum korban terkait dengan kondisinya.
Sebelumnya diberitakan, keributan terjadi antara pengendara mobil dengan sekelompok pengatur jalan atau pak ogah di jalur alternatif Puncak. Pak ogah sempat memukul pengendara mobil hingga memar.
Kapolsek Megamendung AKP Dedi Hermawan mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (22/12/2024). Awalnya, korban berinisial IH bersama istrinya tengah mengendarai mobil di jalan menanjak.
Sementara itu, posisi jalur dari bawah ke atas dalam keadaan padat. Mobil IH mencoba menghindari mobil lain yang mogok di depannya.
Pada saat itu, kaca spion mobil IH sempat menyenggol seorang pria yang merupakan pak ogah. Pak ogah tersebut mengetuk kaca bagian belakang mobil dengan keras.
Lalu, istri korban keluar dari dalam mobil untuk mempertanyakan tindakan ketiga pak ogah itu. Dari situ, terjadi cekcok mulut hingga berujung aksi pemukulan oleh ketiga pelaku terhadap IH.
Kasus ini sempat diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak saling bermaafan.