Polemik Open Bidding Sekda Kuningan, Pengamat Tegaskan Mesti Dituntaskan
KUNINGAN,iNEWS.ID–Polemik hasil open bidding Sekda Kuningan yang ramai diperbincangkan di berbagai media massa, baik cetak maupun daring menjadi sorotan publik. Pengamat Kebijakan Publik, Sujarwo menilai, bahwa dinamika ini menunjukkan tingkat kecerdasan dan kepedulian masyarakat dalam menyikapi isu strategis.
"Diskusi publik yang terjadi belakangan ini merupakan bukti bahwa masyarakat Kuningan sangat cerdas dan bijak. Argumen-argumen yang muncul berbasis logika, tanpa adanya pemaksaan kehendak dari pihak manapun," ujar Sujarwo dalam keterangan persnya, Senin (20/1).
Menurutnya, proses open bidding sekda yang bertujuan menentukan birokrat terbaik di lingkup Pemkab Kuningan, menjadi ujian bagi pemerintah daerah untuk menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Tiga nama birokrat yakni A Taufik Rohman, Guruh Zulkarnaen, dan Toni Kusumanto telah berhasil lolos hingga tahap akhir. Kemudian nilai tertinggi diraih oleh A Taufik Rohman, yang kini menjabat sebagai Pj Sekda Kuningan.
Menurut Sujarwo, keberadaan A Taufik Rohman yang akrab disapa Opik sebagai kandidat terkuat, tak bisa dilepaskan dari pengalamannya selama menjabat sebagai birokrat di era kepemimpinan almarhum H Aang Supriatna.
"Baik Opik maupun H Dian Rachmat Yanuar (Bupati terpilih) adalah sosok yang dikenal memiliki rekam jejak prestasi. Kolaborasi mereka di masa mendatang tentu diharapkan, mampu membawa Kabupaten Kuningan ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Namun, Sujarwo mengingatkan bahwa pemilihan sekda bukan hanya soal kedekatan personal, tetapi harus didasarkan pada kapasitas dan integritas.
"Tugas seorang sekda sangat strategis, karena selain menjadi orang ketiga di lingkup eksekutif, sekda juga harus mampu menjembatani visi bupati dengan implementasi kebijakan di tingkat birokrasi," tegasnya.
Lebih lanjut, Sujarwo percaya bahwa H Dian Rachmat Yanuar sebagai Bupati terpilih akan bijak dalam mengambil keputusan. Sehingga polemik ini mesti bisa segera dituntaskan.
"Bupati tentu memahami bahwa masyarakat Kuningan menaruh harapan besar pada pemerintahannya. Siapa pun yang akhirnya dipilih sebagai sekda harus mampu menjawab tantangan, termasuk memperkuat profesionalitas birokrasi dan meningkatkan pelayanan publik," paparnya.
Sujarwo juga mengapresiasi keterbukaan ruang diskusi, yang telah dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
"Ini menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk terus mengedepankan transparansi dan mendengar aspirasi publik. Dengan begitu, kebijakan yang dihasilkan akan lebih legitimate dan berorientasi pada kepentingan rakyat," tutupnya.***