Takut Kelaparan, Warga Lebanon Menimbun Stok Makanan di Tengah Kekhawatiran Perang Memanas

Takut Kelaparan, Warga Lebanon Menimbun Stok Makanan di Tengah Kekhawatiran Perang Memanas

Berita Utama | okezone | Senin, 30 September 2024 - 10:30
share

BEIRUT - Apakah Anda sudah menimbun persediaan makanan? Roti, tepung, makanan kaleng? Susu formula bayi? Itulah pertanyaan yang beredar di antara banyak warga Lebanon, karena banyak dari mereka menimbun makanan dan obat-obatan. Mereka khawatir akan kekurangan makanan jika Israel menyerang Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut, satu-satunya bandara di Lebanon.

Tampaknya apa yang terjadi selama perang Juli 2006, ketika negara itu menghadapi kekurangan pasokan makanan yang parah, masih segar dalam ingatan warga Lebanon. Saat itu, Israel mengebom bandara Beirut dan menghentikannya, sementara juga memberlakukan blokade ketat di pelabuhan laut.

Hari ini, Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati menyampaikan pernyataannya mengenai perlindungan konsumen. Mikati menyebutkan bahwa beberapa pihak memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga. Sebagai tanggapan, Kementerian Ekonomi telah diminta untuk mengambil tindakan tegas untuk mengejar siapa pun yang mencoba mengambil keuntungan dari situasi saat ini. Terkait bandara internasional dan pelabuhan laut Beirut, Mikati menegaskan operasi dan keselamatannya tetap berlanjut.

Seperti diketahui, Israel melakukan perang habis-habisan menggempur Lebanon. Yang terbaru, serangan ini menewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Usai membunuh Nasrallah di Lebanon, Israel  mengebom target-target Houthi di Yaman pada Minggu (29/9/2024) dalam konflik yang meningkat di Lebanon. Serangan ini semakin memperluas konfrontasinya dengan sekutu-sekutu Iran di wilayah tersebut.

 

Serangan udara di pelabuhan Hodeidah di Yaman merupakan respons terhadap serangan rudal Houthi terhadap Israel dalam beberapa hari terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa pertempuran di Timur Tengah dapat lepas kendali dan menarik Iran serta sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS).

Kementerian kesehatan yang dipimpin Houthi mengatakan sedikitnya empat orang tewas dan 29 orang terluka.Serangan itu terjadi saat Israel menyerang lebih banyak target di Lebanon, tempat pembomannya yang semakin intensif selama dua minggu telah menewaskan sejumlah pemimpin tinggi Hizbullah dan mengusir ratusan ribu orang dari rumah mereka.

Israel pada Minggu (29/9/2024) berjanji untuk terus melancarkan serangannya. "Mereka telah kehilangan akal, dan kita perlu terus menyerang Hizbullah dengan keras," kata Kepala staf militer Israel Herzi Halevi.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel pada hari Minggu telah menewaskan 32 orang di Ain Deleb di selatan dan 21 orang di Baalbek-Hermel di timur dan bahwa 14 petugas medis telah tewas dalam serangan udara selama dua hari terakhir.

ABC News melaporkan pada Sabtu, (28/9/2024) mengutip seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya, bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berencana untuk segera memasuki Lebanon selatan.

Topik Menarik