Senator AS: Israel Gunakan Bom Buatan Amerika untuk Bunuh Hassan Nasrallah, Berat Bom Capai 900 Kg

Senator AS: Israel Gunakan Bom Buatan Amerika untuk Bunuh Hassan Nasrallah, Berat Bom Capai 900 Kg

Global | okezone | Senin, 30 September 2024 - 14:39
share

WASHINGTON -  Bom yang digunakan Israel untuk membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di Beirut, Lebanon, pada minggu lalu ternyata merupakan senjata berpemandu buatan Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan seorang senator AS pada Minggu (29/9/2024).

Mark Kelly, Ketua Subkomite Angkatan Udara Senat, mengatakan Israel menggunakan bom seri Mark 84 seberat 2.000 pon (900 kg), selama wawancara dengan NBC. Pernyataannya menandai indikasi pertama AS tentang senjata apa yang telah digunakan.

“Kami melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, JDAM, dan kami terus menyediakan senjata tersebut,” kata Kelly, menggunakan singkatan yang merupakan singkatan dari Joint Direct Attack Munitions.

“Bom seberat 2.000 pon yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk menghabisi Nasrallah,” lanjutnya. Militer Israel mengatakan pada Sabtu (28/9/2024)bahwa mereka telah melenyapkan Nasrallah dalam sebuah serangan terhadap markas komando pusat kelompok itu di pinggiran selatan Beirut. Militer Israel menolak berkomentar mengenai senjata apa yang digunakan dalam serangan itu. Pentagon tidak segera bersedia memberikan komentar.

JDAM mengubah bom tanpa pemandu standar menggunakan sirip dan sistem pemandu GPS menjadi senjata berpemandu. AS adalah sekutu lama Israel dan pemasok senjata terbesar.

Militer Israel mengatakan pada Sabtu (28/9/2024) bahwa mereka telah membunuh Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam serangan udara di markas besar kelompok itu di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, sehari sebelumnya. Hizbullah yang didukung Iran belum mengeluarkan pernyataan apa pun tentang status Nasrallah, yang telah memimpin kelompok itu selama 32 tahun.

 

“Militer Israel melenyapkan Hassan Nasrallah, pemimpin organisasi teroris Hizbullah," tulis juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam sebuah pernyataan di X.

"Hassan Nasrallah tidak akan bisa lagi meneror dunia," kata militer Israel dalam sebuah posting di X pada Sabtu (28/9/2024).

Seperti diketahui, Israel meluncurkan gelombang serangan udara baru di pinggiran selatan Beirut dan daerah lain di Lebanon pada Sabtu (28/9/2024), sehari setelah melakukan serangan besar-besaran di pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh.

Gelombang serangan udara baru Israel menghantam pinggiran selatan Beirut, Lebanon pada dini hari saat Israel meningkatkan serangan terhadap Hizbullah. Serangan besar-besaran ini menargetkan markas besar kelompok yang didukung Iran itu yang tampaknya menyasar Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Saksi mata mengatakan mereka mendengar lebih dari 20 serangan udara terpisah sebelum fajar. Serangan hebat mengguncang Beirut selatan tanpa konfirmasi langsung tentang nasib Nasrallah.

Topik Menarik