Ini Arahan Prabowo soal Pengembangan Energi Terbarukan di RI

Ini Arahan Prabowo soal Pengembangan Energi Terbarukan di RI

Terkini | okezone | Jum'at, 18 Oktober 2024 - 18:36
share

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan arahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto terkait pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) pada periode pemerintahan 2024-2029.

Dikatakan Bahlil, sesuai arahan dari Prabowo, pemerintah saat ini tengah memperhitungkan peningkatan penggunaan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel hingga B60. Sebab saat ini, bauran EBT sudah mencapai B35 dan B40 yang sudah selesai diujicobakan.

"Presiden terpilih itu, bauran EBT sudah menyampaikan bahwa sekarang kita akan B35, B40 kan. Ke depan itu diperhitungkan menjadi B50, B60. Itu kan masih menjadi bagian daripada EBT. Kalau B50, B60 artinya CPO-nya lebih banyak daripada fosilnya. Itu kan menjadi bauran," terangnya dalam acara Temu Media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

Bahlil pun menekankan bahwa peningkatan bauran EBT ini juga menjadi salah satu target yang harus dilakukan oleh pemerintah.

"Kita harus mendorong kepada energi yang bersih, dan itu program ya. Dan itu salah satu nanti KPI siapapun menteri ESDM ke depan. B50, B60 salah satu yang sekarang lagi dihitung plus minusnya. Karena B40 kan sudah selesai uji coba ya. Sudah selesai. Sekarang masuk di B50, B60," paparnya.

Sebelumnya, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menilai bahwa Indonesia memang telah berhasil menerapkan kebijakan energi B30 dan berencana untuk menerapkan B60. Namun diakuinya terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia.

"Pertama, ketersediaan infrastruktur dan jarak antar lokasi-lokasi pembangkit listrik dan jaringan listrik utama. Saya kira hal ini krusial," jelasnya dalam acara diskusi "Synergizing Law, Investment and Risk Management in Energy Transition Era" dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Kedua, harga yang lebih tinggi dibandingkan listrik yang dihasilkan oleh PLN. Ketiga ketersediaan bahan baku. Keempat turunnya harga minyak dunia. Kelima isu lingkungan karena perluasan kebun kelapa sawit.

"Kemudian juga meningkatnya kompetisi penggunaan sawit untuk energi dan pangan, serta kesenjangan peluang yang dimiliki oleh pelaku-pelaku usaha besar dan kecil yang berpartisipasi dalam isu bioenergi ini," tambahnya.

Topik Menarik