100 Hari Prabowo-Gibran, LSI Denny JA: Makan Bergizi Gratis Jadi Program Paling Positif
JAKARTA – Sederet program pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masuk dalam Top 3 dengan skor positif paling tinggi. Ketiga program tersebut yakni, Makan Bergizi Gratis, Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah dan Swasembada Pangan.
Hal tersebut terekam dalam survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyambut 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran.
"100 hari pertama pemerintahan adalah momen awal ketika janji seorang presiden dibuktikan, dan visi seorang pemimpin diuji," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa saat merilis hasil survei, Jumat (24/1/2025).
Dari survei dilakukan setidaknya ada 9 program unggulan Prabowo yang mendapat penilaian positif dari publik, yang pertama yakni, program Makan Bergizi Gratis mendapat skor 8,4, di mana dampak program ini terhadap pengurangan stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat dan mendukung kualitas generasi mendatang. Selain itu, permintaan pangan lokal berefek terhadap perekonomian.
Program tersebut juga menjadi simbol dari pemerintahan yang berorientasi pada kebutuhan dasar manusia yang membawa Indonesia ke arah lebih baik. Program ini juga memiliki nilai kemanusiaan terhadap anak bangsa.
Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah mendapat skor 8,0. Perbaikan infrastruktur pendidikan, mengurangi kesenjangan akses antara wilayah perkotaan dan pedesaan, dan meningkatkan kualitas belajar menjadi program yang mencerminkan komitmen pemerintah terhadap keadilan sosial.
Selanjutnya, Swasembada Pangan mendapat skor 7,8. Pengurangan impor pangan, peningkatan ketahanan pangan, serta dukungan terhadap petani lokal membuat program tersebut sangat strategis untuk jangka panjang. Selain itu, mencerminkan kemandirian bangsa dan mendukung petani.
Di posisi berikutnya, Peningkatan Kesejahteraan Guru mendapat skor 7,8. Pemerintah memperkuat motivasi dan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kesejahteraan guru. Selain itu, bentuk penghormatan peran guru yang membentuk generasi masa depan.
Kenaikan Upah Minimum Nasional mendapat skor 7,8. Kenaikan upah akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat dan stabilitas sosial. Hal ini akan berdampak roda perekonomian berputar lebih cepat, menciptakan efek domino positif, khususnya terhadap sektor perdagangan dan jasa.
Kemudian, Keanggotaan Indonesia dalam BRICS mendapat skor 7,8. Posisi diplomasi Indonesia semakin kuat, membuka peluang global, dan mendukung agenda reformasi sistem keuangan internasional.
Transisi Energi Hijau mendapat skor 7,7. Disebutkan bahwa program tersebut akan mendukung keberlanjutan global, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi emisi karbon kendati belum terlihat langsung dampaknya.
Selanjutnya ada Pemberantasan Judi Online mendapat skor 7,3. Kepercayaan masyarakat meningkat terhadap keamanan digital seiring dilakukan penegakan hukum terhadap persoalan tersebut.
Terakhir atau kesembilan adalah Penurunan Harga Tiket Transportasi Publik mendapat skor 7,2. Masyarakat merasakan manfaatnya langsung karena bisa mengurangi beban biaya transportasi sehingga meningkatkan aksepbilitas. Misalnya, menghubungkan daerah yang tadinya terisolasi dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
Kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran dari survei yang dilakukan memperlihatkan bukan hanya sekadar angka kepuasan, melainkan juga bagaimana mereka merespons kebutuhan rakyat serta merumuskan visi.
Survei tersebut dilakukan LSI Denny JA menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengetahui tentang 100 hari kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran. Yakni, dengan melakukan identifikasi terhadap Top 9 Program Positif dan Top 3 Program Negatif.
Menurut Ardian, metode tersebut bukan sekadar memperlihatkan angka melainkan juga subtansi. Sehingga bisa terlihat dampak kebijakan terhadap masyarakat, relevansi program dengan tantangan utama bangsa. Kemudian, mengetahui bagaimana masyarakat merespons lewat sentimen publik dan analisis yang mendalam.
Dua pencekatan yang digunakan, yakni LSI Weight Scoring Model dan Aplikasi LSI Internet. Weight Scoring Model merupakan pendekatan evaluasi berbasis bobot, yang dirancang menilai kebijakan secara holistic. Pendekatan ini dikembangkan banyak peneliti, di antaranya, Thomas L. Saaty pada 1970-an.
LSI Denny JA mengembangkan pendekatan tersebut dengan teknologi digital dan Artificial Intelligence. Pihaknya memberikan memberi porsi proporsional pada lima dimensi utama, yakni dampak strategis, dampak langsung, keberlanjutan, sentimen publik, dan dukungan politik.
"Dengan memberi bobot pada setiap aspek, model ini mencerminkan realitas kompleks sebuah kebijakan, baik dari sisi teknokratis maupun persepsi masyarakat," kata Ardian.
Ardian menjelaskan, bahwa pada model pertama menentukan ranking program positif melalui kriteria berbobot yang mencakup dampak strategis (30), dampak langsung (25), keberlanjutan dan efisiensi (20), sentimen publik (15), dukungan politik serta internasional (10). Kemudian, setiap kebijakan akan diberi skor 1-9. Sementara skor 9 merupakan penilaian paling positif.
Sementara model kedua, yakni menganalisis frekuensi dan sentimen percakapan daring antara 20 Desember 2024 hingga 20 Januari 2025. Menurut Ardian, kombinasi metodologi yang digunakan dapat memberikan gambaran kuantitatif dan kualitatif terhadap program yang dievaluasi.