Perang Besar Israel-Hizbullah dapat Meletus Tanpa Pemberitahuan dalam Beberapa Pekan

Perang Besar Israel-Hizbullah dapat Meletus Tanpa Pemberitahuan dalam Beberapa Pekan

Global | sindonews | Sabtu, 29 Juni 2024 - 07:15
share

Menurut laporan Politico, intelijen Amerika Serikat (AS) mengindikasikan perang berskala besar kemungkinan akan meletus antara Israel dan Hizbullah dalam "beberapa pekan ke depan" jika kesepakatan gencatan senjata di Gaza tidak tercapai.

Laporan tersebut mengatakan penilaian AS lebih konservatif daripada prediksi berbasis intelijen dari beberapa negara Eropa yang meyakini perang dapat meletus dalam beberapa hari.

Artikel Politico tersebut mengikuti laporan Middle East Eye pekan lalu bahwa AS telah memberi isyarat kepada Hizbullah melalui perantara Lebanon bahwa AS akan mendukung serangan Israel terhadap kelompok tersebut dalam beberapa pekan mendatang.

Asisten Deputi Presiden dan Penasihat Senior untuk Energi dan Investasi AS Amos Hochstein memberi tahu pejabat Lebanon bahwa Israel mengantisipasi sekitar lima pekan lagi pertempuran sengit di Gaza, setelah itu Israel akan menghentikan serangan utamanya di wilayah kantong tersebut.

Namun, Israel akan terus menargetkan pejabat senior Hamas dan melakukan serangan untuk membebaskan sandera.

“Hochstein mengatakan jeda pertempuran di Gaza yang disebutkan memberi Hizbullah dan Israel kesempatan mengakhiri konflik mereka dan memulai negosiasi, dengan atau tanpa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas,” ungkap pejabat Arab yang berbicara kepada MEE dengan syarat anonim.

Baca juga: Warga Palestina di Lebanon Siap Bertempur jika Israel Perangi Hizbullah

Israel mengatakan telah menyusun rencana untuk serangan terbatas terhadap Hizbullah. Hizbullah juga mengatakan siap berperang dan memiliki sejumlah target Israel, termasuk di Mediterania.

Namun, Politico melaporkan AS yakin perang kemungkinan akan dimulai dengan kedua belah pihak salah perhitungan.

Mengutip pejabat AS, Politico melaporkan, "Katalisator perang, serangan besar oleh salah satu pihak, misalnya, kemungkinan akan terjadi dengan sedikit pemberitahuan."

Dalam kunjungan ke AS pada Senin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Israel lebih suka resolusi diplomatik daripada konflik dengan Hizbullah Lebanon, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

MEE melaporkan pada Jumat bahwa pejabat AS khawatir serangan Israel terhadap Hizbullah dapat semakin menyulut sekutu Iran di kawasan tersebut dan memperkuat kerja sama militer Teheran dengan Rusia.

Ketakutan akan apa yang digambarkan pejabat AS saat ini dan mantan pejabat AS kepada Middle East Eye sebagai efek "sekunder" dan "tersier" dari serangan darat Israel terhadap Hizbullah didorong oleh intelijen AS yang mengklaim Rusia mempertimbangkan meningkatkan dukungannya terhadap apa yang disebut Poros Perlawanan Iran.

Israel dan Hizbullah telah saling serang hampir setiap hari sejak 8 Oktober, tetapi konflik meningkat pada Juni setelah Israel membunuh Taleb Sami Abdullah, salah satu anggota paling senior Hizbullah.

Kelompok itu menanggapi dengan meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan roket ke Israel.

Rezim penjajah Israel telah membunuh lebih dari 37.000 warga Palestina di Jalur Gaza.

Topik Menarik