Pangeran Harry Dapat Peringatan Keras dari Donald Trump, Ancam Bakal Ambil Tindakan Tegas
Pangeran Harry akan menghadapi kemarahan Donald Trump jika ia diketahui berbohong soal visa AS-nya tentang riwayat penggunaan narkoba di masa lalu. Trump bahkan mengancam akan mengambil tindakan tegas.
Pangeran Harry telah tinggal di Montecito, California, bersama istrinya Meghan Markle dan kedua anak mereka, Pangeran Archie dan Putri Lilibet sejak meninggalkan kehidupan sebagai anggota kerajaan senior pada 2020.
Sementara Meghan adalah warga negara AS dan tidak memerlukan visa untuk kembali ke negara asalnya, sang Duke harus mengajukan permohonan visa untuk memberinya izin tinggal di negara tersebut.
Namun sejak Harry merilis memoar yang berjudul Spare pada 2023 dan ia secara terbuka mengaku menggunakan narkoba, berbagai pertanyaan pun telah muncul. Termasuk tentang apakah pangeran 40 tahun itu jujur dalam permohonan visanya.
Foto/Getty Images
Dilansir dari Express, Senin (17/11/2024), lembaga yang berbasis di Washington The Heritage Foundation mendesak pengadilan untuk mempublikasikan rincian permohonan visanya.
“Kami akan meminta pemerintahan Trump untuk merilis catatan aplikasi Harry, pemerintahan Biden menolak untuk melakukannya. Dia harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Nile Gardiner dari The Heritage Foundation.
“Saya berharap presiden Trump yang baru akan merilis catatan aplikasi Harry agar rakyat Amerika dapat melihat sendiri apa sebenarnya isi catatan itu,” sambungnya.
Meskipun hal ini belum dilakukan, kekhawatiran meningkat terhadap putra bungsu Raja Charles III dan mendiang Putri Diana itu karena Donald Trump sebagai Presiden AS terpilih menegaskan sikapnya.
Trump dengan lantang mengatakan bahwa jika adik Pangeran William itu berbohong untuk mendapatkan izin tinggal di AS, ia akan mengambil tindakan yang tepat terhadapnya.
Sikap Trump ini telah dibahas oleh Gardiner yang mendesak agar catatan permohonan visa Harry dirilis ke publik.
Trump diyakini tidak akan membela Harry dan Meghan. Terlebih, jika mengingat keduanya memutuskan untuk meninggalkan kerajaan. Sehingga menimbulkan kekhawatiran atas masa depan sang pangeran.