Eks Bos Bandara Korsel Ditemukan Tewas setelah Tragedi Jeju Air Tewaskan 179 Orang
Seorang mantan bos presiden perusahaan Korea Selatan (Korsel) yang mengelola Bandara Internasional Muan ditemukan tewas beberapa minggu setelah tragedi pesawat Jeju Air di badara tersebut yang menewaskan 179 orang.
Polisi mengatakan Son Chang-wan—yang memimpin Korea Airports Corporation milik pemerintah dari tahun 2018 hingga 2022—ditemukan tewas diduga bunuh diri.
Menurut polisi tidak ada tanda-tanda penyusupan atau bukti pembunuhan di rumahnya.
Menurut laporan dari New York Times, Kamis (23/1/2025), Son tidak diselidiki atas kecelakaan Jeju Air.
Korea Airports Corporation mengatakan kepada media tersebut bahwa mereka tidak memiliki pernyataan tentang kematian Son dengan alasan itu masalah pribadi.
Son memimpin Korea Airports Corporation pada tahun 2020 ketika renovasi dimulai di Bandara Internasional Muan, lokasi tragedi Jeju Air pada 29 Desember 2024.
Salah satu penyebab kecelakaan yang sedang diselidiki adalah keselamatan landasan pacu di bandara tersebut.Dari 181 orang, hanya dua yang selamat dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan.
Pesawat Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tergelincir melintasi landasan pendaratan tanpa roda pendaratan dan menabrak pagar beton yang berisi antena, lalu terbakar dan meledak.
Penyebab langsung kecelakaan masih dalam penyelidikan. Sistem perekam kotak hitam pesawat berhenti bekerja empat menit sebelum kecelakaan terjadi, sehingga mempersulit para inspektur untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Para pengkritik standar keselamatan di bekas perusahaan Son, Korea Airports Corporation, telah mempertanyakan apakah kecelakaan itu akan lebih tidak mematikan jika susunan antena dibangun di atas dasar yang lebih mudah pecah atau bergerak.
Meskipun pejabat pemerintah awalnya mengatakan bahwa struktur tersebut memenuhi peraturan keselamatan, penyelidikan lain terhadap standar bandara Korea Selatan menemukan bahwa Bandara Internasional Muan adalah satu dari tujuh bandara Korea Selatan yang tidak memenuhi standar keselamatan untuk antena dan struktur navigasi lainnya.
Paus Fransiskus Kembali Marah atas Kekejaman Israel: Anak-anak Gaza Ditembaki Senapan Mesin
Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PBB, semua struktur di samping landasan pacu harus terbuat dari bahan yang mudah pecah.
Landasan pacu kemudian harus memiliki zona penyangga sekitar 300 meter. Ini bukan hukum tetapi pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB.
Dinding beton di Bandara Internasional Muan berjarak 250 meter dari ujung landasan pacu.
Penyebab lain yang diselidiki adalah peringatan bird strike (serangan burung) yang dikirimkan pilot sesaat sebelum pesawat mengalami kecelakaan di bandara.
CEO Jeju Air Kim E-bae mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Korea Times: "Kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada para penumpang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan itu dan kepada keluarga mereka yang ditinggalkan. Saat ini, penyebab pasti kecelakaan itu belum ditentukan, dan kami harus menunggu penyelidikan resmi oleh lembaga pemerintah. Apa pun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO."
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan di X: "Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, dan pikiran kami tetap bersama para penumpang dan kru."
Investigasi atas kecelakaan tersebut masih berlangsung dan Kim saat ini dilarang meninggalkan negara tersebut.
Pihak Bandara Internasional Muan mengatakan akan mematuhi peraturan pemerintah untuk membuat bandara mereka lebih aman. Landasan pacu mereka juga akan tetap ditutup hingga pertengahan April.
Kementerian Transportasi mengatakan akan memiliki rencana akhir untuk membuat struktur yang lebih aman pada akhir bulan ini.