PHR Kembangkan Desa Energi di Riau, Ubah Limbah Ternak Jadi Biogas

PHR Kembangkan Desa Energi di Riau, Ubah Limbah Ternak Jadi Biogas

Ekonomi | sindonews | Jum'at, 25 April 2025 - 13:15
share

Desa Mukti Sari di Kampar, Riau menjadi salah satu contoh nyata pengembangan desa energi berbasis potensi lokal. Desa ini menegaskan komitmennya dalam mewujudkan kemandirian energi melalui program biogas yang digagas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Yayasan Rumah Energi.

Desa Mukti Sari menjadi lokasi pengembangan Program Desa Energi Berdikari (DEB) sejak 2022 dengan membangun 20 unit reaktor biogas dari limbah peternakan. Energi yang dihasilkan menjadi alternatif pengganti gas LPG untuk kebutuhan memasak masyarakat setempat.

"Hari Bumi adalah momentum yang tepat untuk meneguhkan komitmen Desa Mukti Sari dalam mewujudkan kemandirian energi," ujar Project Manager Biogas Rumah Energi, Krisna Wijaya dalam pernyataannya, Jumat (25/4).

Selain menghadirkan energi bersih, program ini juga membantu mengatasi persoalan limbah organik. Setiap hari, 20 reaktor yang beroperasi mampu mengelola sekitar 651 kilogram limbah ternak menjadi biogas. Volume produksi hingga Maret 2025 mencapai 33.850 meter kubik atau setara 197.478 kWh energi kalor.

"Sejak ada biogas, limbah organik bisa dimanfaatkan. Kami tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga lebih hemat," ujar Ketua Kelompok Ternak Bhina Mukti Sari, Sudarman.

Ampas hasil biogas (bioslurry) juga dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang digunakan di lahan pertanian warga. Saat ini, bioslurry diaplikasikan di lahan seluas 14,8 hektare milik 18 petani.

Dampak Ekonomi

Program ini terbukti memberikan dampak ekonomi langsung. Setiap rumah tangga pengguna biogas rata-rata menghemat tiga tabung LPG per bulan atau sekitar Rp60 ribu hingga Rp75 ribu. Sementara petani menghemat pembelian pupuk kimia hingga Rp250 ribu per bulan.

Kelompok usaha Biotama Agung Lestari yang mengelola produk bioslurry juga mencatat omzet penjualan sebesar Rp61,6 juta sejak Oktober 2023. Produk pupuk organik cair dan padat mereka kini dipasarkan secara mandiri.

Kepala Desa Mukti Sari, Waryono, mengaku bangga atas pencapaian desanya. "Ini bukti bahwa masyarakat desa mampu mandiri dalam energi. Kami harap program ini bisa menjadi inspirasi desa lain," ujarnya.

Secara keseluruhan, program biogas di Mukti Sari berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 112 ton CO2 ekuivalen per tahun. Selain itu, pemanfaatan bioslurry di lahan pertanian mampu mengurangi emisi tambahan sebesar 9,21 ton CO2e per tahun.

Manager Community Investment & Development (CID) PHR, Iwan Ridwan Faizal, mengatakan bahwa program ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diusung Pertamina.

"Pengembangan DEB Mukti Sari adalah salah satu dari 11 lokasi DEB di Regional 1 Sumatra. Di sini, energi alternatif dari limbah peternakan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Iwan.

Program DEB juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 1 (Tanpa Kemiskinan), 2 (Ketahanan Pangan), 5 (Kesetaraan Gender), 7 (Energi Bersih), dan 13 (Aksi Iklim).

Topik Menarik