Bos Perusahaan AS Ramai-ramai Teriak Soal Dampak Tarif Trump
Deretan eksekutif dari beberapa perusahaan top Amerika Serikat (AS) memperingatkan terkait dampak tarif tinggi terbaru Presiden Donald Trump terhadap kelangsungan bisnis mereka dan ekonomi secara garis luas. Bos dari raksasa teknologi Intel, produsen sepatu Skechers dan perusahaan produk konsumen Procter & Gamble, memangkas perkiraan laba mereka dengan alasan ketidakpastian ekonomi.
Seperti diketahui Presiden AS Donald Trump sedang mencoba menyeimbangkan kembali hubungan dengan mitra dagang utama, lewat kebijakan tarif impor tinggi untuk membawa mereka ke meja perundingan. Belum ada perjanjian perdagangan baru antara AS dan negara-negara lain yang terkena sanksi, meski ada sinyal positif terkait pembicaraan dengan Korea Selatan.
"Kebijakan perdagangan AS dan sekitarnya, serta risiko peraturan, telah meningkatkan kemungkinan perlambatan ekonomi dengan kemungkinan resesi semakin besar," kata chief financial officer Intel, David Zinsner seperti dilansir BBC.
"Kami pasti akan melihat seberapa besar kenaikan biaya," tambahnya saat perusahaan yang berbasis di California itu mengumumkan perkiraan laba dan pendapatan yang suram.
Saham Intel turun lebih dari 5 setelah pernyataan tersebut.
Di luar industri teknologi, pembuat sepatu Skechers juga mengirim sinyal negatif buat investor. Saham perusahaan turun setelah menunda perkiraan hasil tahunannya. "Lingkungan saat ini terlalu dinamis untuk merencanakan hasil dengan jaminan kesuksesan yang wajar," kata chief operating officer Skechers, David Weinberg, kepada investor.
Skechers - seperti saingan mereka yakni Nike, Adidas dan Puma - menggunakan pabrik di Asia, terutama di China, untuk membuat produknya.
Selain itu eksekutif Procter & Gamble (P&G) juga mengisyaratkan bagaimana tarif bisa memicu kenaikan harga bagi pelanggan. Produsen Ariel, Head & Shoulders dan Gillette mengatakan sedang mempertimbangkan perubahan harganya untuk menebus biaya tambahan bahan yang bersumber dari China dan beberapa tempat-tempat lain.
Ia juga mengatakan, pihaknya memperkirakan penjualan akan tumbuh tahun ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. "Kami akan mencari setiap kesempatan untuk mengurangi dampaknya," kata Andre Schulten, kepala keuangan P&G yang juga menambahkan, bahwa akan ada penyesuaian pada "beberapa harga untuk konsumen".
Sementara Owner 7-Eleven, Seven & I, mengatakan pihaknya juga merasakan dampak dari perang dagang. Dimana Amerika Utara menyumbang lebih dari 70 dari penjualannya.
Kepala eksekutif, Stephen Dacus, mengatakan kepada BBC tentang ketidakpastian yang dihadapi oleh bisnis tersebut. "Kami tidak tahu apa tarif itu. Kami telah melihat beberapa berita baru-baru ini di mana mereka telah berubah sedikit sehingga sedikit sulit untuk memahami apa efek akhirnya," katanya.
"Menurunkan harga dan menurunkan kualitas biasanya tidak berhasil... Jadi apa yang harus Anda lakukan... adalah menemukan cara untuk menjaga kualitas sambil menurunkan biaya".
Mereka bergabung dengan beberapa perusahaan di seluruh dunia yang juga memperingatkan tentang dampak kebijakan perdagangan Trump.
Raksasa pembuat mobil Korea Selatan, Hyundai mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah membentuk satuan tugas untuk menemukan cara menangani dampak dari tarif terbaru Trump.
"Kami memperkirakan prospek bisnis yang menantang akan berlanjut karena konflik perdagangan yang semakin intensif dan berbagai faktor makroekonomi yang tidak dapat diprediksi," katanya.
Ia menambahkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memindahkan beberapa manufaktur keluar dari Korea Selatan.Perusahaan telah mengalihkan beberapa produksi dari Meksiko ke AS, yang menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan globalnya.
Sementara itu, ada tanda-tanda bahwa pembicaraan pada hari Kamis antara pejabat perdagangan AS dan Korea Selatan di Washington DC, yang bertujuan untuk menghapus tarif, mengirimkan sinyal positif.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kedua belah pihak mengadakan pertemuan yang sangat sukses. "Kami mungkin bergerak lebih cepat dari yang saya kira, dan kami akan membicarakan istilah teknis pada awal minggu depan," katanya kepada wartawan setelah pertemuan.
Menteri Perindustrian Korea Selatan, Ahn Duk-geun yang juga mengambil bagian dalam pembicaraan itu, menggemakan optimisme Bessent dan menambahkan bahwa mereka sedang bekerja menuju "paket Juli".
Jeda 90 hari pada kebijakan tarif mempengaruhi puluhan negara akan berakhir pada 8 Juli, mendatang. Trump mengatakan, lebih dari 70 negara telah menghubungi untuk memulai negosiasi sejak tarif diumumkan.









