Utang AS di Kuartal II 2025 Diprediksi Bakal Nambah Rp8.590 Triliun

Utang AS di Kuartal II 2025 Diprediksi Bakal Nambah Rp8.590 Triliun

Ekonomi | sindonews | Selasa, 29 April 2025 - 08:39
share

Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) menaikkan proyeksi pinjaman federal pada kuartal II tahun 2025 dengan memperhitungkan persediaan uang tunai di awal tahun. Selain itu yang menjadi sorotan yakni konsekuensi dari belum disepakatinya batasan utang federal.

Dalam pernyataannya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pinjaman bersih untuk April hingga Juni 2025 mencapai USD514 miliar setara Rp8.590 triliun (kurs Rp). Angka tersebut naik dari USD123 miliar yang telah dihitung pada bulan Februari.

Seperti biasanya, Kemenkeu berasumsi dalam proyeksi sebelumnya bahwa plafon utang – yang kembali pada awal Januari – akan dinaikkan atau ditangguhkan. Tetapi anggota parlemen masih mengerjakan masalah ini.

Sementara pada bulan Februari diasumsikan saldo kas akhir Maret sebesar USD850 miliar, tapi sebenarnya berakhir jauh lebih kecil, sekitar USD406 miliar. Di bawah batas utang, pemerintah dicegah untuk menerbitkan surat utang (Treasury) guna membiayai pemerintahan.

Kementerian Keuangan mempertahankan perkiraan sebelumnya untuk target saldo kas USD850 miliar hingga akhir Juni, serta terus mengasumsikan batas utang akan disortir.

"Tidak termasuk saldo kas awal kuartal yang lebih rendah dari yang diasumsikan, perkiraan pinjaman kuartal saat ini adalah USD53 miliar lebih rendah dari yang diumumkan pada bulan Februari," ungkap pihak Kementerian.

Tetapi ahli strategi di JPMorgan Chase & Co. memperkirakan Departemen Keuangan akan mengumumkan USD255 miliar terkait pinjaman bersih yang dapat dipasarkan, dengan asumsi saldo kas akhir kuartal sebesar USD300 miliar.

Setiap pembahasan yang berlarut-larut di Kongres terkait apakah menaikkan atau menangguhkan batas utang. Maka efeknya akan memaksa Kementerian Keuangan untuk memangkas penerbitan Treasury dan menghabiskan penyangga kasnya.

Ekspektasi dealer untuk perkiraan pinjaman baru telah bervariasi menjelang rilis, mengingat ketidakpastian seputar resolusi plafon utang. Crandall memperkirakan, peningkatan dalam proyeksi pinjaman jika Departemen Keuangan mempertahankan "asumsi yang tidak realistis" bahwa saldo kas akan rebound menjadi USD850 miliar pada akhir Juni.

Ekonom senior ICAP Wrightson Lou Crandall menekankan, sebelum pengumuman, bahwa perkiraan triwulanan terakhir datang sebelum pengumuman kenaikan bea masuk yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Pendapatan tarif tambahan sekarang mungkin juga membentuk manajemen kas, tulisnya dalam sebuah catatan.

Saldo kas Kementarian Keuangan mencapai sekitar USD563 miliar pada hari Kamis. Untuk kuartal Juli hingga September, Departemen Keuangan mengatakan pihaknya mengharapkan pinjaman bersih USD554 miliar, dengan asumsi saldo kas USD850 miliar pada akhir periode. Angka-angka tersebut sekali lagi mengasumsikan bahwa batas utang akan ditangani.

Pada hari Rabu, kementerian akan mengumumkan rencananya penerbitan obligasi selama beberapa bulan mendatang - yang secara luas dilihat tetap tidak berubah.

Beberapa analis Wall Street, termasuk Crandall, telah berspekulasi bahwa Kementerian Keuangan mungkin pada titik tertentu bakal mengubah pendekatannya terhadap manajemen kas, dan mengadopsi kebijakan mempertahankan penyangga yang agak lebih kecil daripada yang ditargetkan saat ini.

Topik Menarik