Kisah Agus Harimurti Yudhoyono Raih Gelar Doktor, Disertasinya Menginspirasi Indonesia Emas 2045

Kisah Agus Harimurti Yudhoyono Raih Gelar Doktor, Disertasinya Menginspirasi Indonesia Emas 2045

Terkini | surabaya.inews.id | Senin, 7 Oktober 2024 - 20:40
share

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perjalanan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), menuju gelar doktor tidaklah mudah. Dalam ujian terbuka yang digelar di Aula Garuda Mukti, Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, AHY berhasil meraih gelar doktor setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun di Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Disertasi AHY yang berjudul “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045” tidak hanya menandai pencapaian akademis, tetapi juga menggambarkan visi besarnya untuk masa depan Indonesia. 

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk ayahnya, Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sang istri Annisa Pohan, serta saudara AHY, Edhie Baskoro Yudhoyono. Turut hadir pula Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.

"Saya bersyukur bisa menyelesaikan ujian terbuka di hadapan guru besar dan sivitas akademika Unair. Ini adalah langkah kecil menuju kontribusi yang lebih besar bagi kebijakan masa depan," ujar AHY usai ujian, Senin (7/10/2024).

Dalam disertasinya, AHY mengemukakan pentingnya kepemimpinan transformasional dan pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai fondasi untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. 

"Kita perlu melakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan begitu, bonus demografi yang kita miliki tidak akan sia-sia," tegasnya.

Dia menekankan bahwa kemajuan sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan dan sumber daya manusianya. 

"Membuat kebijakan politik harus didasari oleh pendekatan ilmiah. Peran akademisi dalam memberikan kontribusi pemikiran sangat diharapkan. Sinkronisasi antara pemikir dan pengambil keputusan adalah kunci untuk kemajuan," tambah AHY.

 

Rektor Unair, Prof Nasih, yang juga memimpin sidang doktoral, menyatakan bahwa AHY telah menyelesaikan program doktornya dengan predikat cumlaude dalam tiga tahun satu bulan tiga hari dengan predikat cumlaude alias dengan pujian. AHY pun menjadi doktor ke-88 dari Program Studi Pengembangan SDM Unair. 

“Kepadanya (AHY) diberikan hak untuk memakai gelar doktor dengan hak dan kewajiban serta kehormatan yang menurut hukum melekat pada gelar itu," kata Prof Nasih. 

Topik Menarik