Sinergi Kuat GPFI-BPOM untuk Akses Obat yang Lebih Baik

Sinergi Kuat GPFI-BPOM untuk Akses Obat yang Lebih Baik

Terkini | tangsel.inews.id | Kamis, 3 Oktober 2024 - 14:30
share

MEDAN, iNewsMedan.id - Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) Medan berkomitmen untuk mendukung upaya Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam memperkuat kemandirian kesehatan nasional.

Melalui kolaborasi dengan 160 pabrik farmasi anggota, GPFI optimis dapat berkontribusi dalam menyediakan obat-obatan yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Taruna Ikrar juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengembangan obat-obatan, terutama produk biologi.

"Dengan melibatkan 160 pabrik farmasi yang memproduksi kurang lebih 2.000 jenis zat obat dan kekuatan saluran distribusi anggota, kami optimistis dapat berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan obat-obatan impor," ujar Sekretaris Jenderal GPFI, Andreas Bayu Aji di Medan.

Menurut Taruna Ikrar, terdapat disparitas signifikan antara ketersediaan obat-obatan inovatif di Indonesia dengan negara maju seperti Eropa dan Amerika. Keterlambatan dalam registrasi obat baru di Indonesia berkontribusi pada tingginya harga obat.

Dia optimis bahwa dengan dukungan GPFI, kendala ini dapat diatasi, sehingga inovasi obat-obatan, khususnya produk biologi seperti terapi genetik yang menjadi fokus arahan Presiden Jokowi, dapat segera dinikmati masyarakat Indonesia.

 

"Dan itu obat, makanan, minuman, dan sebagainya juga kan perlu dikembangkan lebih jauh. Karena kita lihat makanan-makanan produk yang hasil inovasi banyak sekali. Nah, juga kita harus jaga bagaimana produk dalam negeri dan sebagainya lebih murah dari luar negeri dan BPOM berdiri bersama dengan GP Farmasi Indonesia wujudkan obat murah dan berkualitas," ujar Taruna.

Taruna Ikrar di Medan didampingi Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dra. Rita Endang, Apt., MKes.

Taruna menyatakan bahwa BPOM berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian dan akses masyarakat terhadap obat yang bermutu, aman, dan berkhasiat melalui kegiatan Intensifikasi Asistensi Regulatori Obat. Sinergi antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Secara khusus, kata dia, Presiden Jokowi juga memberikan arahan kepada BPOM agar  mendukung kemandirian penyediaan obat dan mempermudah akses obat di dalam negeri  sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat.

Hal ini dilakukan melalui upaya untuk  menurunkan harga, mendorong inovasi, mempercepat proses perizinan, meningkatkan kerja  sama lintas sektor, dan membangun reputasi global di bidang regulatori obat 

Topik Menarik