Nah, Rusia Beri Sinyal Uji Coba Senjata Nuklir Lagi
MOSKOW, iNews.id - Rusia memberi sinyal akan melakukan uji coba senjata nuklir kembali. Rusia terakhir menguji coba senjata pemusnah massal itu pada 1990-an atau di pengujung runtuhnya Uni Soviet.
"Masalah (uji coba nuklir) tersebut ada dalam agenda. Tanpa tergesa-gesa, saya hanya akan mengatakan bahwa situasinya cukup rumit. Hal ini terus-menerus dipertimbangkan dalam semua komponen dan aspek," kata Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Rusia, Sergei Ryabkov, kepada kantor berita TASS, dikutip Minggu (1/12/2024).
Presiden Vladimir Putin pada tahun lalu juga mengatakan, Rusia siap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir jika Amerika Serikat (AS) melakukannya.
"Kami tahu betul beberapa orang di Washington sedang mempertimbangkan untuk menjalankan uji coba senjata nuklir di dunia nyata, di saat AS sedang mengembangkan jenis senjata nuklir baru," kata Putin, saat itu.
Dia memastikan Rusia tak akan menjadi yang pertama menguji coba nuklir, melainkan jika AS sudah melakukannya.
Meski negara dengan kekuatan nuklir terbesar, Rusia modern belum pernah melakukan uji coba sejak runtuhnya Uni Soviet. Sementara AS melakukan uji coba terakhir pada 1992. Setelah itu mengandalkan simulasi komputer dan uji subkritis atau uji coba tidak menggunakan bahan fisil yang cukup untuk menghasilkan reaksi berkelanjutan.
Uji coba subkritis terakhir yang dilakukan AS dilaporkan terjadi pada Mei. Rusia mencermati dengan saksama apa yang terjadi di lokasi uji coba yang dilakukan AS.
Pernyataan Ryabkov itu disampaikan setelah AS mengizinkan Ukraina untuk melakukan serangan jauh ke wilayah Rusia menggunakan rudal ATACMS.Rusia sudah berkali-kali memperingatkan hal itu akan menyebabkan eskalasi konflik yang lebih besar.
Putin lalu memerintahkan militernya melancarkan pemembalasan menggunakan rudal balistik hipersonik terbaru, Oreshnik, menyerang fasilitas pertahanan Ukraina.
Hal yang paling mengejutkan, Rusia baru saja mengubah doktrin nuklir dengan meperlonggar syarat penggunaan senjata pemusnah itu. Rusia bisa saja melakukan serangan nuklir jika negaranya diserang oleh pihak bukan pemilik nuklir namun mendapat bantuan dari negara-negara kekuatan nuklir.